 |
| Perjuangan menembus jalan rusak terbayar dengan savana indah Tiwusora. Namun, di balik keindahan itu, rakyat masih menanti keadilan pembangunan |
Ende,NTT, 28 Mei 2025 — Untuk meraih keindahan, kadang kita harus melewati perjalanan yang melelahkan dan penuh tantangan. Dari Maumere menuju Kotabaru, hanya butuh satu jam. Namun, keindahan Tiwusora yang tersembunyi di perbatasan Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ende mengharuskan kita menempuh lebih dari sekadar jarak.
Dari cabang Ratebobi, perjalanan menuju Desa Tiwusora menuntut perjuangan ekstra. Motor kecil, apalagi matic, sangat berisiko melewati jalanan rabat yang berubah menjadi lautan batu. Warga Tiwusora pun lebih memilih motor Absolute Revo yang lebih tinggi dan tahan banting di medan berat ini.
Bayangkan, perjalanan dari Maumere pukul 10 pagi baru berakhir di Tiwusora sekitar pukul 14.30 sore. Melewati Desa Pise, Hanglande, dan Liselande, rute menuju Tiwusora tak hanya menguras tenaga, tetapi juga mental. Jalanan tanah berbatu kecil seakan menjadi ujian sebelum disuguhkan pemandangan yang menakjubkan: padang savana hijau, penuh dengan kuda, sapi, kerbau yang bebas berkeliaran. Semua lelah seolah terbayar lunas.
Namun, keindahan ini tak mampu menutupi jeritan hati rakyatnya.Markus Liberius Gare Kae, warga setempat, mengungkapkan kekecewaannya:
"Kami rakyat melihat Indonesia katanya sudah merdeka, tapi realitanya, kami belum merasakan sentuhan langsung pembangunan. Infrastruktur kami tetap begini, jalan rusak, ekonomi sulit. Kami mohon perhatian pemerintah, agar kami juga bisa menikmati arti merdeka sebenarnya," tegas Markus dengan nada kecewa.
Tiwusora bukan sekadar destinasi wisata. Ia adalah cermin bagaimana masih banyak wajah Indonesia yang belum benar-benar disentuh keadilan pembangunan. Ayo kawan-kawan, datanglah ke Tiwusora, rasakan keindahannya — dan lihat juga realita yang butuh perubahan.
(AC)
