Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Remas Nurul Mubin Sambut Pawai Obor Jemaat Lahairoy dengan Air Mineral: Toleransi Tak Pernah Padam di Namosain

Minggu, 20 April 2025 | April 20, 2025 WIB Last Updated 2025-04-20T06:20:20Z
Remas Masjid Nurul Mubin sambut pawai obor Jemaat Lahairoy Namosain dengan air mineral, simbol toleransi dan kerukunan di Kota Kupang.


Kota Kupang, NTT– Sabtu malam, 19 April 2025, menjadi malam penuh makna bagi warga Namosain, Kota Kupang. Jemaat Gereja Lahairoy Namosain menggelar Pawai Obor dalam rangka menyambut Hari Raya Kebangkitan Yesus Kristus. Ribuan jemaat memadati halaman gereja dan mulai berarak menyusuri rute yang telah ditentukan: dari halaman gereja menuju Jalan Pahlawan, Terminal Kota Kupang, dan kembali ke Gereja Lahairoy.


Namun di tengah semangat religius itu, terselip sebuah momen sederhana yang mencerminkan makna toleransi sesungguhnya. Saat rombongan pawai kembali dan melewati depan Masjid Nurul Mubin Namosain, para peserta pawai disambut oleh Remaja Masjid (Remas) Nurul Mubin dengan pembagian air mineral secara cuma-cuma.


Aksi kecil namun penuh makna ini langsung menyentuh hati banyak orang. Di tengah peluh dan kelelahan, sebotol air mineral menjadi simbol persaudaraan yang tulus—bahwa perbedaan iman bukanlah penghalang untuk saling menghargai dan memberi.


Ketua Ikatan Pemuda Flobamora (IPF), Joi Sadibuan, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif Remas Nurul Mubin. “Inilah wajah sejati toleransi. Anak-anak muda di Namosain menunjukkan bahwa kedamaian dan kasih sayang bisa hidup berdampingan, bahkan di tengah perbedaan,” ujar Joi.


Sementara itu, Ketua Panitia Hari Raya Gerejawi Jemaat Lahairoy Namosain, Yafet Horo, mengaku terharu dan sangat berterima kasih atas sambutan yang diberikan. “Kami benar-benar tersentuh. Ini bukan hal biasa. Ini adalah kasih yang hidup. Terima kasih untuk Remas Nurul Mubin yang sudah menunjukkan teladan nyata. Semoga hal ini menjadi contoh di tempat-tempat lain,” ungkapnya.


Peristiwa ini menjadi bukti bahwa Namosain tidak hanya menjadi tempat hidupnya berbagai keyakinan, tetapi juga tempat tumbuhnya saling pengertian dan kasih persaudaraan. Api obor pawai boleh saja padam, namun api toleransi yang menyala malam itu akan terus hidup dalam ingatan warga – dan semoga menjalar ke seluruh pelosok negeri.

(kl)