Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Wagub NTT dan Wali Kota Kupang Tegaskan Komitmen Inklusi bagi Perempuan dan Disabilitas

Sabtu, 08 Maret 2025 | Maret 08, 2025 WIB Last Updated 2025-03-08T13:34:26Z
Foto/Video: Beni Triyono – Yozhy Hoely


Kupang, NTT– Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, dan Wali Kota Kupang, Christian Widodo, menegaskan komitmen mereka dalam mempercepat inklusi bagi perempuan dan penyandang disabilitas. Hal ini disampaikan dalam Aksi Kolektif Hari Perempuan Internasional 2025, yang diselenggarakan oleh Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi (GARAMIN) bekerja sama dengan RRI Kupang, Sabtu (7/3/2025), di arena Car Free Day, Jl. Raya El Tari, Kupang.


Dalam sambutannya, Wagub Johni Asadoma mengapresiasi inisiatif acara tersebut sebagai bagian dari upaya mendorong kesetaraan dan pemberdayaan kelompok rentan di NTT.


“Kita patut berbangga karena semakin banyak perempuan hebat NTT yang bersinar di berbagai bidang. Contohnya dalam politik, kita memiliki satu kepala daerah perempuan dan tiga wakil kepala daerah hasil Pilkada 2024, salah satunya adalah Kaka Serena Francis yang hadir bersama kita hari ini. Selain itu, selama dua periode berturut-turut, DPRD NTT juga dipimpin oleh perempuan hebat, yakni Ibu Emi Nomleni,” ujar Johni, yang disambut tepuk tangan meriah dari masyarakat.


Acara yang mengusung tema "Percepat Aksi Gender Equality Disability and Social Inclusion (GEDSI) dari NTT untuk Indonesia" ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua DPRD NTT, Emelia Nomleni, Wakil Wali Kota Kupang, Serena Francis, serta perwakilan dari berbagai organisasi perempuan dan komunitas disabilitas.


Dalam kesempatan itu, Johni Asadoma menegaskan bahwa sejak awal dilantik, dirinya bersama Gubernur NTT telah menaruh perhatian besar terhadap penyandang disabilitas.


“Sejak awal kami menjabat, perhatian kami terhadap saudara-saudara penyandang disabilitas sudah menjadi prioritas. Bahkan, saat kami pertama kali tiba di Bandara El Tari setelah dilantik, mereka menyambut kami dengan nyanyian penuh persaudaraan. Ini menjadi pengingat bahwa inklusivitas harus menjadi bagian dari pembangunan di NTT,” tegasnya.


Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan memberikan ruang yang sama bagi kaum disabilitas agar mereka dapat berkarya dan berkontribusi bagi daerah.


“Dengan semangat Hari Perempuan Internasional, mari kita wujudkan visi NTT Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera, dan Berkelanjutan. Komitmen kami jelas, yakni memastikan bahwa hak-hak perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya dapat terpenuhi. Oleh karena itu, mari kita bangun NTT dengan semangat ‘Say No to Bullying’,” pungkasnya.


Pada momen yang sama, Wali Kota Kupang, Christian Widodo, menegaskan bahwa dirinya bersama Wakil Wali Kota bertekad untuk menjadikan Kupang sebagai kota yang inklusif dan ramah bagi perempuan, anak, dan penyandang disabilitas.


“Kami ingin memastikan bahwa Kota Kupang menjadi rumah bersama, di mana semua orang merasa aman dan hak-haknya terpenuhi, terutama perempuan, anak, dan penyandang disabilitas,” ujarnya.


Ia juga menekankan bahwa kebijakan yang sudah ada harus segera diimplementasikan agar tidak hanya menjadi dokumen tanpa aksi nyata.


“Aturan sudah banyak, tinggal bagaimana kita mengeksekusinya. Karena visi tanpa eksekusi adalah halusinasi,” tegasnya.


Sementara itu, Wakil Wali Kota Kupang, Serena Francis, menyatakan bahwa pihaknya akan membenahi aksesibilitas fasilitas publik agar lebih ramah bagi penyandang disabilitas.


“Kami akan memastikan fasilitas umum seperti toilet khusus disabilitas dan jalur kursi roda tersedia di berbagai tempat, termasuk sekolah-sekolah. Selain itu, kami sedang merancang program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan, khususnya janda dan penyandang disabilitas, agar mereka bisa lebih mandiri,” jelasnya.


Ketua DPRD NTT, Emelia Nomleni, mengingatkan bahwa regulasi terkait pengarusutamaan gender dan hak penyandang disabilitas sudah ada, tetapi masih perlu diimplementasikan secara maksimal.


“Kami sudah menghasilkan dua Perda, yaitu Perda No. 5 tentang Pengarusutamaan Gender dan Perda No. 6 tentang Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas. Namun, tantangan utama adalah bagaimana memastikan regulasi ini benar-benar dijalankan di lapangan,” katanya.


Ia berharap agar setiap pemerintah daerah di NTT bisa membuat kebijakan yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi daerah masing-masing untuk mendukung kesetaraan gender dan hak penyandang disabilitas.


Kegiatan ini ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama bertajuk "Percepat Aksi GEDSI dari NTT untuk Indonesia" oleh seluruh narasumber dan peserta.


Setelah acara, Wagub Johni Asadoma berkeliling di area Car Free Day, menyapa masyarakat, serta membeli produk UMKM sebagai bentuk dukungan bagi pelaku usaha lokal.


Dengan kolaborasi antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan media, NTT terus melangkah maju menuju pembangunan yang lebih inklusif dan setara bagi semua.(Alex Raditia/kl)