![]() |
Drs. Hendrik Hati, S. Pd., MM Kepala Sekolah SMAN 6 Kupang |
Kupang,NTT, 15 Maret 2025 – SMAN 6 Kupang menggelar seminar parenting pertama di sekolah tersebut, yang dihadiri oleh 390 orang tua siswa kelas 10. Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi antara sekolah dan orang tua dalam mendidik anak-anak.
Kepala SMAN 6 Kupang, Hendrik Hati, menegaskan bahwa parenting bukan sekadar konsep instan, melainkan perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi.
"Kegiatan hari ini adalah seminar parenting pertama di SMAN 6 Kupang. Parenting adalah proses mendidik dan membimbing anak dalam semua aspek kehidupan. Ini bukan bim salabim. Ini adalah perjalanan panjang yang memerlukan kesabaran dan konsistensi dalam mendidik anak," ujarnya kepada media ini.
Menurutnya, ada banyak kendala yang dihadapi dalam mendidik anak, namun hal itu tidak boleh menjadi alasan untuk menyerah.
"Apakah kita mau berhenti? Tidak. Oleh karena itu, sekolah memandang pentingnya kegiatan parenting ini agar guru dan orang tua bisa bekerja sama dalam mendidik anak-anak kita," tambahnya.
Dalam seminar ini, Hendrik Hati mengutip filosofi Ki Hajar Dewantara tentang peran pendidikan yang tidak hanya berada di tangan guru di sekolah, tetapi juga melibatkan semua orang dalam kehidupan anak.
"Murid bukan hanya milik guru di sekolah, tetapi milik semua orang. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa 'everyone is a teacher, every home is a school'—semua orang adalah guru, dan setiap rumah adalah sekolah. Itulah sebabnya saya sampaikan kepada para orang tua bahwa kita semua adalah mitra dalam mendidik anak-anak," tegasnya.
Dalam acara ini, SMAN 6 Kupang menghadirkan Dr. Lusia Adu sebagai narasumber. Dr. Lusia sebelumnya juga menjadi pembicara dalam seminar parenting di SMAN 3 Kupang yang berlangsung di Hotel Harper.
"Beliau adalah sosok yang cukup familiar di Kota Kupang. Materi yang disampaikan sangat komprehensif dan memberikan wawasan baru bagi kita semua," kata Hendrik Hati.
Seminar ini melibatkan 390 dari 395 orang tua siswa kelas 10, berdasarkan daftar hadir yang tercatat. Menurut Hendrik Hati, salah satu tujuan utama seminar ini adalah membantu orang tua dalam menghadapi berbagai tantangan dalam mendidik anak-anak mereka.
"Kita semua tahu betapa sulitnya membimbing anak-anak agar sesuai dengan harapan kita. Oleh karena itu, dalam kegiatan tadi, Dr. Lusia memberikan materi yang sangat lengkap dan komprehensif," ungkapnya.
Ia berharap, melalui seminar ini, orang tua dan guru semakin memahami bahwa mereka memiliki peran penting dalam memberikan teladan bagi anak-anak.
"Saya mengajak kita semua benar-benar hadir sebagai guru, benar-benar hadir sebagai teladan yang harus diikuti oleh anak-anak kita," ujarnya.
Hendrik Hati menegaskan bahwa para guru di SMAN 6 Kupang telah menjalankan tugas mereka dengan baik dalam membimbing siswa.
"Kami, para guru, menjalankan tugas sesuai dengan porsi kami. Tugas utama kami adalah mengajar di kelas dan membimbing siswa agar mereka dapat memahami dan menerapkan ilmu yang diberikan," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa semua siswa harus memiliki prestasi yang sesuai dengan visi SMAN 6 Kupang, yakni membentuk insan yang unggul dalam prestasi, peduli terhadap lingkungan, serta memiliki karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
"Kegiatan hari ini adalah langkah awal sebagai pemantik bagi kami untuk semakin merangkul dan bekerja sama erat dengan seluruh orang tua siswa," jelasnya.
Melihat besarnya manfaat dari seminar ini, SMAN 6 Kupang berencana menjadikannya sebagai program tahunan.
"Kami sudah sepakati bersama bahwa karena kegiatan ini adalah kegiatan awal, tentu ada kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki. Parenting adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Oleh karena itu, kami telah memprogramkan agar seminar parenting ini dilaksanakan setiap tahun," ungkap Hendrik Hati.
Selain itu, seminar ini juga akan menjadi bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) saat penerimaan siswa baru melalui Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB).
"Kami juga mempertimbangkan keterlibatan orang tua dalam menentukan jadwal dan teknis pelaksanaan agar lebih optimal," tambahnya.
Dalam seminar ini, Hendrik Hati juga menyoroti tantangan pendidikan di era teknologi yang semakin canggih.
"Teknologi adalah bagian dari kehidupan anak-anak kita saat ini. Kita tidak bisa menghindarinya, tetapi kita harus membimbing mereka agar tidak terjerumus ke dalam dampak negatifnya," katanya.
Ia juga menyinggung fenomena fear of missing out (FOMO), yaitu kecemasan anak-anak terhadap ketertinggalan informasi atau tren di media sosial.
"Kecemasan ini adalah salah satu kelemahan di era digital. Namun, kita harus menuntun anak-anak sesuai dengan zaman mereka, seperti yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara," ujarnya.
Selain seminar parenting, SMAN 6 Kupang juga memiliki program pendidikan karakter yang melibatkan guru agama. Program ini bertujuan untuk memperkuat spiritualitas siswa dan membentuk karakter mereka agar lebih dekat dengan nilai-nilai moral.
"Kami memiliki program-program yang dikeluarkan oleh guru agama untuk membantu siswa mendekatkan diri kepada Tuhan. Ini sangat penting dalam membentuk karakter mereka," kata Hendrik Hati.
Dengan adanya seminar ini, SMAN 6 Kupang berharap dapat membangun kerja sama yang lebih erat antara sekolah dan orang tua, sehingga dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik bagi perkembangan akademik dan karakter siswa.(kl)