![]() |
Komunitas Puan Floresta Bicara menggelar acara nonton bareng (nobar) dan diskusi di Café Rumah Kopi Kebun Kota, Cewo Ndereng, Labuan Bajo |
Labuan Bajo, NTT– Komunitas Puan Floresta Bicara mengadakan kegiatan nonton bareng (nobar) dan diskusi dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2025. Acara ini menghadirkan dua pembicara inspiratif, yakni Ibu Fatima Melenie Rambing dari Dinas Sosial Manggarai Barat, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Ibu Devi Rosyiadi, seorang pembuat dan peneliti film.
Kegiatan ini berlangsung di Café Rumah Kopi Kebun Kota, Cewo Ndereng, Labuan Bajo, pada Sabtu (8/3/2025). Nobar dimulai pukul 17.00 WITA hingga 21.00 WITA dengan film berjudul "Telur Setengah Matang". Dalam sesi diskusi, kedua pembicara menyampaikan materi sesuai dengan keahlian masing-masing, memberikan wawasan yang mendalam terkait isu-isu perempuan dan anak.
Dalam diskusi, Ibu Fatima Melenie Rambing menguraikan bagaimana kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi permasalahan serius di Kabupaten Manggarai Barat. Ia menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kasus-kasus ini terus terjadi serta bagaimana proses penanganan yang dilakukan oleh pihaknya.
Menurutnya, kasus kekerasan seksual, pernikahan dini, dan kekerasan dalam rumah tangga masih sering ditemukan dalam kehidupan masyarakat. "Kami di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah melakukan berbagai upaya untuk menangani kasus-kasus ini. Namun, proses ini masih terus berjalan dan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak sesuai dengan regulasi yang berlaku dalam undang-undang," ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi bagi masyarakat agar dapat lebih memahami dan menyikapi persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan cara yang lebih baik.
Sementara itu, Ibu Devi Rosyiadi menjelaskan secara garis besar tujuan pembuatan film "Telur Setengah Matang" serta dampaknya terhadap penonton. Ia menyoroti bagaimana budaya patriarki yang masih kuat dalam masyarakat menjadi salah satu penyebab perempuan kurang berkembang dan tidak memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan hidupnya.
Film "Telur Setengah Matang" menggunakan telur sebagai simbol rahim perempuan. Judul "setengah matang" menggambarkan kondisi seorang remaja perempuan yang masih belum siap untuk hamil dan menjadi ibu. Film ini juga mengangkat isu tentang minimnya pemahaman remaja mengenai pergaulan dan seks, yang sering kali berujung pada pernikahan dini atau kehamilan tidak diinginkan.
Menurut Ibu Devi, film ini dibuat dengan harapan dapat membuka mata masyarakat tentang pentingnya memberikan edukasi yang benar kepada remaja perempuan agar mereka dapat memahami hak-hak mereka dan membuat keputusan yang tepat untuk masa depan mereka.
Ketua Komunitas Puan Floresta Bicara, Sr. Herdiana Randut, SSpS, mengucapkan apresiasi kepada kedua pembicara yang telah bersedia hadir dan berbagi wawasan dengan para peserta. Ia menegaskan bahwa kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak semakin meningkat dan menjadi keprihatinan bersama.
"Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sangat marak terjadi, dan ini menjadi perhatian utama kami di Komunitas Puan Floresta Bicara. Komunitas kami memiliki anggota yang tersebar di seluruh Flores, bahkan sudah ada di daratan Timor dan Sumba. Meskipun komunitas kami masih tergolong baru, kami berkomitmen untuk terus bersuara bagi perempuan dan anak yang sering mengalami penindasan, intimidasi, serta perlakuan tidak adil," ungkapnya.
Ia berharap dengan adanya kegiatan seperti ini, semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak, serta semakin banyak pihak yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus-kasus kekerasan di wilayah tersebut.
Acara nobar dan diskusi ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, di mana para peserta berkesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berbagi pandangan mereka mengenai isu-isu yang dibahas. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan semakin banyak orang yang teredukasi dan turut serta dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak.(AC)