![]() |
Kepala Sekolah SMPN 12 Kota Kupang Elisabeth Pensi, S.Pd. Foto: news-daring.com |
Kota Kupang, NTT, 20 Maret 2025 – Kepala Sekolah SMPN 12 Kota Kupang, Elisabeth Lensi, S.Pd, didapuk untuk mewakili sekolah-sekolah yang hadir dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Guru Sekolah Penyelenggara Kelas Inklusi Jenjang SD/MI dan SMP/MTs se-Kota Kupang Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari dan menjadi wadah penting bagi para pendidik untuk mendalami konsep inklusi serta mengidentifikasi anak-anak berkebutuhan khusus di lingkungan sekolah mereka.
Bimtek ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Kupang dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan para guru dalam menangani anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dengan tema "To Govern Is To Serve" (Memerintah adalah Melayani), kegiatan ini menekankan bahwa pendidikan inklusi bukan sekadar kebijakan, tetapi juga panggilan untuk melayani dan memberikan hak yang sama kepada semua anak dalam memperoleh pendidikan yang layak.
Dalam sambutannya, Elisabeth Lensi mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat istimewa karena memberikan kesempatan bagi para guru untuk secara langsung melihat, mengenali, dan memahami anak-anak dengan kebutuhan khusus. Baginya, pengalaman ini membuka wawasan dan hati para pendidik tentang bagaimana setiap anak memiliki keunikan masing-masing.
"Kegiatan ini benar-benar berkesan karena kita tidak hanya mendengar teori, tetapi juga melihat langsung kondisi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Kami mencoba mengidentifikasi mereka, memahami karakteristiknya, dan itu benar-benar pengalaman yang luar biasa," ujar Elisabeth dengan penuh emosi.
Ia juga berbagi pengalaman pribadinya saat bertemu dengan dua anak berkebutuhan khusus. Momen itu begitu mengharukan hingga ia menahan tangis, membayangkan bagaimana perjuangan para orang tua dalam membesarkan anak-anak mereka yang memiliki keterbatasan.
"Saya sempat menangis ketika melihat langsung kondisi anak-anak ini. Saya membayangkan jika saya berada di posisi mereka atau orang tua mereka, tentu ini bukan hal yang mudah. Tetapi Tuhan selalu punya cara sendiri. Meski mereka memiliki kekurangan di satu sisi, tetapi di sisi lain mereka memiliki kelebihan luar biasa," tambahnya.
Elisabeth mengungkapkan bahwa pengalaman ini membuatnya semakin sadar akan pentingnya empati dalam dunia pendidikan. Guru tidak hanya mengajar dengan pikiran, tetapi juga dengan hati agar anak-anak merasa nyaman, bahagia, dan tetap semangat dalam belajar.
Dalam kesempatan itu, Elisabeth juga menekankan pentingnya dukungan dari Dinas Pendidikan Kota Kupang dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi. Menurutnya, sekolah-sekolah yang menjadi penyelenggara kelas inklusi membutuhkan dukungan penuh, baik dari segi anggaran, sumber daya manusia, maupun bimbingan teknis yang berkelanjutan.
"Kami sangat mengharapkan dukungan dari Dinas Pendidikan, terutama dalam penyediaan dana BOS yang bisa digunakan untuk mendukung kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi. Kami tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak," tegasnya.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya asesmen yang lebih mendalam terhadap siswa berkebutuhan khusus. Setiap sekolah perlu memahami bahwa asesmen bagi anak-anak inklusi memiliki metode yang berbeda dengan asesmen pada umumnya. Oleh karena itu, pelatihan lebih lanjut mengenai asesmen ini sangat dibutuhkan.
"Kami di sekolah sudah memiliki asesmen sendiri, tetapi dengan adanya tambahan metode asesmen yang diperkenalkan dalam bimtek ini, kami semakin memahami bahwa setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda dan harus diidentifikasi dengan cara yang tepat," jelasnya.
Elisabeth, yang tahun depan akan memasuki masa pensiun, mengaku tetap bersemangat dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Baginya, mengajar bukan hanya pekerjaan, tetapi panggilan hidup yang harus dijalani dengan sepenuh hati.
"Saya akan pensiun tahun depan, tetapi saya tetap bersemangat karena ini adalah tanggung jawab kita sebagai pendidik. Anak-anak ini adalah titipan Tuhan, dan kita harus mendidik mereka dengan hati. Mereka harus merasa diterima, bahagia, dan memiliki harapan untuk masa depan mereka," ujarnya penuh semangat.
Sebagai penutup, ia mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Kota Kupang, para pemateri, dan seluruh panitia penyelenggara yang telah berkontribusi dalam kelancaran bimtek ini. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan agar semakin banyak guru yang siap menangani anak-anak berkebutuhan khusus dengan baik.
Bimbingan teknis ini menjadi momentum penting bagi para guru dalam meningkatkan kompetensi mereka dalam menangani pendidikan inklusi. Dengan harapan bahwa semua anak, tanpa terkecuali, dapat memperoleh hak pendidikan yang setara dan berkualitas di Kota Kupang.