Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Kabid Dikdas Kupang: Guru SMP Dibekali Metode "Deep Learning" untuk Pembelajaran Mendalam

Sabtu, 01 Februari 2025 | Februari 01, 2025 WIB Last Updated 2025-02-01T13:58:44Z

 

Kabid Dikdas Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kota Kupang, Okto Naitboho

Kupang – Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Okto Naitboho, menutup bimbingan teknis bagi guru SMP pada 1 Februari 2025. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan pendekatan pembelajaran baru yang diinisiasi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, yakni "Deep Learning" atau "Pembelajaran Mendalam" dengan metode Giblining.


Menurut Okto Naitboho, metode ini menitikberatkan pada pembelajaran yang lebih bermakna melalui konsep Mindful, Mini Full, dan Joyful Learning. Dengan pendekatan ini, guru tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan berorientasi pada penguatan karakter serta keterampilan siswa.


"Selama ini, pembelajaran lebih menekankan akademik, tetapi kurang membangun karakter dan keterampilan siswa. Akibatnya, banyak lulusan yang pintar secara teori, tetapi kesulitan bersaing di dunia kerja. Dengan metode ini, kita ingin memastikan bahwa siswa tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki keterampilan dan karakter yang kuat," ujar Okto Naitboho.


Sebanyak 62 SMP dari 66 sekolah yang masih aktif di Kota Kupang ikut serta dalam pelatihan ini. Guru-guru yang terlibat dipilih berdasarkan kompetensi akademik dan penguasaan teknologi informasi (IT). Mereka nantinya akan menjadi instruktur di sekolah masing-masing, menyebarkan metode pembelajaran ini kepada rekan sejawat melalui komunitas belajar.


Bukan Sekadar Teori, Guru Simulasi Model Pembelajaran


Dalam bimbingan teknis ini, pendekatan yang digunakan bukan sekadar teori, melainkan praktik langsung. Para guru diajak untuk mensimulasikan berbagai model pembelajaran berbasis Deep Learning dengan konsep "Training of Trainers" (ToT). Sebelumnya, enam guru terbaik telah dipersiapkan sebagai instruktur utama untuk memastikan transfer ilmu yang optimal.


"Kami tidak hanya ceramah, tetapi lebih banyak bermain peran dan simulasi. Guru-guru belajar langsung bagaimana mengimplementasikan metode ini di kelas," jelas Okto Naitboho.


Meski mendapat antusiasme tinggi dari para peserta, tantangan tetap ada. Guru dengan usia di atas 57 tahun cenderung kurang responsif terhadap metode baru, sementara generasi muda lebih bersemangat. Oleh karena itu, guru milenial didorong menjadi motor penggerak perubahan di sekolah masing-masing.


Setelah sukses di jenjang SMP, pelatihan serupa akan dilakukan untuk guru SD pada 5-7 Februari 2025, dengan perwakilan dua guru dari setiap sekolah. Mereka akan mendapatkan bimbingan teknis serupa, lalu menyebarkan ilmunya di sekolah masing-masing.


Dengan penerapan metode Deep Learning ini, diharapkan kualitas pendidikan di Kota Kupang semakin meningkat, mencetak lulusan yang tak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia kerja dengan keterampilan dan karakter yang kuat.(kl)