Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

NTT Siaga Bencana: BPBD dan BMKG Perkuat Koordinasi Hadapi Cuaca Ekstrem

Kamis, 30 Januari 2025 | Januari 30, 2025 WIB Last Updated 2025-01-30T06:15:20Z
Foto: news- daring.com 


Kupang, 30 Januari 2025 – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT memastikan kesiapsiagaan penuh dalam menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah ini. Kepala BPBD NTT, Ir. Cornelis Wadu, dalam pernyataan pers di lobi Kantor Gubernur NTT, menegaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG dan pemerintah kabupaten/kota untuk mempercepat langkah mitigasi serta antisipasi terhadap wilayah-wilayah rawan bencana.


"Kami selalu berkoordinasi dengan BMKG agar informasi cuaca yang diberikan dapat segera ditindaklanjuti oleh BPBD di tingkat kabupaten/kota. Wilayah yang memiliki potensi bencana tinggi, seperti daerah rawan longsor di wilayah timur NTT dan Flores serta wilayah rawan banjir, menjadi perhatian utama kami," ujar Cornelis Wadu.


BPBD NTT mencatat bahwa intensitas hujan yang tinggi, seperti yang dilaporkan BMKG, berpotensi memicu banjir, longsor, dan angin kencang di berbagai daerah. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi telah disiapkan, termasuk pemetaan daerah rawan, peringatan dini kepada masyarakat, serta kesiapan tim tanggap darurat di lapangan.


Selain mitigasi, BPBD NTT juga menyiapkan stok bahan pokok dan kebutuhan darurat untuk memastikan bantuan segera tersalurkan jika terjadi bencana.


"Walaupun hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa maupun kerusakan besar akibat cuaca ekstrem, kami tetap menyiapkan langkah antisipatif. Stok bahan pokok sudah kami siapkan agar masyarakat terdampak bencana bisa segera mendapatkan bantuan," tambahnya.


BPBD juga berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah di bawah komando Gubernur NTT guna memastikan respons cepat terhadap situasi darurat. Jika terjadi dampak signifikan akibat cuaca ekstrem, BPBD akan bergerak cepat dalam evakuasi, distribusi bantuan, serta pemulihan pasca-bencana.


Dalam kesempatan tersebut, Cornelis Wadu juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan memperhatikan peringatan cuaca dari BMKG. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana diminta untuk:


1. Mengikuti informasi resmi BMKG dan BPBD terkait perkembangan cuaca ekstrem.

2. Menghindari aktivitas di area berisiko tinggi, seperti lereng curam, bantaran sungai, dan daerah rawan banjir.

3. Mempersiapkan kebutuhan darurat, seperti dokumen penting, makanan, dan pakaian jika sewaktu-waktu harus mengungsi.

4. Melaporkan potensi bahaya kepada BPBD setempat untuk tindakan pencegahan lebih lanjut.


Dengan kondisi cuaca ekstrem yang masih berpotensi berlangsung hingga Februari 2025, BPBD dan BMKG akan terus melakukan pemantauan dan memberikan pembaruan informasi secara berkala.


"Kami mengajak semua pihak, baik pemerintah daerah, masyarakat, maupun relawan, untuk bersama-sama menghadapi potensi bencana ini dengan kesiapsiagaan yang maksimal. Jangan abaikan peringatan dini, keselamatan adalah prioritas utama," tutup Cornelis Wadu dalam pernyataannya.(kl)