Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Revolusi Sertifikasi Guru: PPG Offline dan Pendampingan untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Senin, 09 Desember 2024 | Desember 09, 2024 WIB Last Updated 2024-12-09T15:59:54Z
Ilustrasi ini menampilkan suasana kelas modern dengan para guru yang sedang berkolaborasi dan belajar menggunakan berbagai alat pembelajaran offline. 


Newsdaring-Jajarta-Transformasi Sertifikasi Guru Dimulai. Kementerian Pendidikan Indonesia, melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti, resmi mengganti sistem sertifikasi guru yang lama dengan pendekatan yang lebih modern dan efektif. Reformasi ini fokus pada penguatan kompetensi guru melalui Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) berbasis offline, dengan tujuan utama meningkatkan kualitas pengajaran dan profesionalisme guru di seluruh Indonesia.


Salah satu inovasi kunci dalam reformasi sertifikasi ini adalah pelaksanaan PPG secara offline. Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa pelatihan tatap muka memungkinkan adanya simulasi pengajaran langsung, diskusi kelompok, dan pendampingan intensif yang lebih mendalam. Ini diharapkan dapat mengatasi kekurangan pelatihan daring yang terbatas, khususnya bagi guru di daerah dengan akses internet yang kurang memadai.


Selain perubahan metode pelatihan, tunjangan sertifikasi juga akan disesuaikan dengan sistem baru ini. Dalam model baru, insentif diberikan berdasarkan penilaian kinerja dan partisipasi aktif dalam PPG, baik offline maupun online. "Kami ingin memastikan bahwa tunjangan guru mencerminkan komitmen mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," tegas Abdul Mu'ti.


Langkah besar ini mendapat dukungan penuh dari DPR RI, yang melihatnya sebagai peluang untuk memperkuat sistem pendidikan nasional. Meskipun demikian, tantangan dalam implementasi tetap ada, terutama terkait dengan kesiapan infrastruktur untuk pelaksanaan PPG offline di berbagai wilayah. Pemerintah kini tengah berusaha menyediakan fasilitas yang memadai untuk memastikan keberhasilan program ini di seluruh Indonesia.


Sebagian besar guru menyambut baik perubahan sistem sertifikasi ini. Namun, ada beberapa kekhawatiran mengenai jadwal pelatihan yang bisa berdampak pada jam mengajar mereka. "Kami berharap pelatihan ini tidak hanya menambah beban, tetapi juga memberikan dampak positif yang nyata terhadap kemampuan mengajar kami," ujar salah satu guru.


Dengan reformasi sertifikasi guru dan penerapan PPG offline, diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin meningkat. Pemerintah berkomitmen untuk mendukung transisi ini dengan kebijakan yang relevan, untuk menciptakan pendidikan yang lebih bermutu dan meningkatkan kesejahteraan guru di seluruh Indonesia.


Menjawab Tantangan di Daerah Terpencil dan Kurangnya Pengajaran Mata Pelajaran Khusus

Salah satu isu penting yang dihadapi dalam pelaksanaan PPG offline adalah keterbatasan pelatihan untuk guru yang mengajar mata pelajaran spesifik atau langka, terutama di daerah-daerah terpencil. Abdul Mu'ti menyatakan bahwa guru-guru yang tidak memiliki pendamping atau "pengacara" di daerah tersebut akan mendapatkan perhatian khusus.


Pemerintah merancang solusi dengan memperkenalkan sistem pelatihan berbasis jaringan, memungkinkan guru di daerah yang sulit dijangkau untuk mengikuti sesi bimbingan melalui platform terintegrasi. Selain itu, PPG offline akan difokuskan pada mata pelajaran yang kurang diminati atau jarang ditemukan, dan modul pelatihan yang lebih fleksibel akan disiapkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.


Pemerintah juga mengembangkan strategi untuk memastikan bahwa guru yang mengajar mata pelajaran yang tidak umum atau khusus tetap mendapat akses pelatihan yang setara. Ini termasuk mendatangkan pengajar dari luar daerah untuk memberikan pelatihan langsung, atau membentuk kelompok pelatihan berbasis wilayah yang lebih luas agar setiap guru dapat mengikuti program sertifikasi dengan cara yang lebih efektif.


Dengan pendekatan ini, diharapkan meskipun ada kekurangan pengajar atau pelatih di beberapa daerah, kualitas pelatihan tetap terjaga. Guru-guru di seluruh Indonesia, termasuk mereka yang mengajar mata pelajaran langka, dapat terus meningkatkan kompetensinya, dengan akses yang merata dan terjangkau.(kl)