bangunan Pustu Plus Desa Wolomapa |
Newsdaring-Sikka - Di atas tanah yang diserahkan penuh harap, bangunan Pustu Plus Desa Wolomapa kini menjadi saksi bisu janji yang terhenti. Dinding-dinding yang tak rampung seolah memantulkan keluhan warga yang kian resah, menanti hadirnya fasilitas kesehatan yang dijanjikan. Proyek senilai Rp302 juta yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2023 kini mangkrak, hilang dalam pusaran birokrasi dan kisruh pelaksanaannya.
Kepala Desa Wolomapa, Marianus Moa, dengan tegas meminta kelanjutan pembangunan ini. “Pustu Plus ini sangat dinantikan masyarakat, terutama untuk kebutuhan darurat. Jarak yang jauh ke puskesmas atau rumah sakit sering kali menjadi penghalang pertolongan medis yang cepat,” ungkapnya pada Selasa, 11 Desember 2024.
Marianus juga menyatakan bahwa tanah yang telah dihibahkan oleh desa kepada kabupaten adalah bentuk komitmen penuh masyarakat untuk mendukung proyek ini. Namun, ia mengingatkan, jika bangunan ini tidak dilanjutkan, maka tanah tersebut harus dikembalikan ke desa. "Kami siap menyelesaikan sendiri, tetapi pemerintah harus memenuhi janji mereka terlebih dahulu," tambahnya.
Direktur CV Tri Tunggal Pembangunan Sejahtera, Paulus Papo Belang, ketika dihubungi media ini menjelaskan bahwa proyek tersebut terkendala berbagai masalah teknis dan finansial. “Pekerjaan ini awalnya ditangani oleh Feria Lesmana yang memakai bendera saya. Namun, dalam perjalanannya, pengerjaan proyek tidak berjalan sesuai rencana. Ada kesalahan pada RAB terkait galian tanah yang memakan waktu lebih lama,” jelasnya.
Paulus mengaku telah menggadaikan kendaraan pribadinya untuk melanjutkan proyek ini, namun kontraknya tetap diputus oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada akhir Desember 2023. Proyek yang baru mencapai 32% akhirnya terhenti tanpa ada adendum waktu untuk penyelesaian.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari transformasi layanan primer yang dimulai sejak 2022. Namun, karena masalah kontraktor, pembangunan ini harus dihentikan dan sisa anggaran akan dialokasikan kembali pada tahun 2024.
“Kami sedang berupaya mencari solusi, termasuk melalui dana DAU dan kolaborasi dengan anggota dewan dari dapil 2. Kami berharap pembangunan ini dapat segera dilanjutkan karena kebutuhan masyarakat sangat mendesak,” ujar Petrus.
Kini, masyarakat Desa Wolomapa menunggu dengan sabar, meski harapan mulai digerus oleh waktu. Bangunan Pustu Plus yang diimpikan sebagai oase pelayanan kesehatan, hingga kini hanya menjadi rangka janji yang belum terselesaikan.(AH)