Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joas B. Oemboe Wanda. (foto: news-daring.com) |
Newsdaring-Kupang, 16 Desember 2024-Dalam upaya mengatasi kelangkaan pupuk kimia yang sering terjadi, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joas B. Oemboe Wanda, mengimbau para petani untuk mulai memanfaatkan pupuk organik yang mudah tersedia di alam. Umbu, sapaan akrabnya, menyebut penggunaan pupuk organik seperti pupuk kompos dan pupuk kandang dapat menjadi solusi jangka panjang untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mengurangi dampak negatif penggunaan bahan kimia.
“Pupuk organik ini bukan hanya memperbaiki unsur hara tanah, tapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen yang mengonsumsi hasil panen. Selain itu, dari segi biaya, pupuk organik jauh lebih ekonomis,” ujarnya saat diwawancarai.
Umbu menegaskan bahwa ketergantungan yang terlalu tinggi pada pupuk kimia dapat merugikan petani di masa depan. Selain menyebabkan tanah jenuh oleh bahan kimia, ketergantungan ini juga dapat menimbulkan masalah kesehatan yang tidak terduga. "Kalau kita terus bergantung pada kimia, suatu saat penyakit baru bisa muncul. Dengan pupuk organik, dampak buruk ini bisa dicegah," tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kuota pupuk bersubsidi terbatas, sehingga penggunaan pupuk organik bisa membantu petani mengurangi beban biaya. Bahkan, keuntungan dari hasil panen bisa digunakan untuk membeli pupuk non-subsidi jika diperlukan.
Untuk mempercepat perputaran ekonomi, Umbu mendorong petani menanam komoditas hortikultura seperti cabai, bawang, dan tomat. Menurutnya, komoditas ini tidak hanya memiliki nilai jual tinggi tetapi juga waktu panen yang singkat, yakni sekitar tiga bulan.
“Kami juga mengembangkan cluster tanaman cepat panen yang bisa dipanen setiap dua atau tiga minggu. Dengan begitu, pendapatan petani bisa lebih stabil,” jelasnya.
Selain itu, petani diimbau untuk tidak hanya fokus pada budidaya, tetapi juga mengolah hasil panen menjadi produk bernilai tambah. Hal ini dapat dilakukan melalui kelompok tani, Bumdes, atau kerja sama dengan mitra usaha lainnya.
Umbu juga menanggapi wacana Menteri Pertanian dan Menko Pangan terkait penyaluran pupuk langsung ke desa. Ia menyebut langkah tersebut merupakan terobosan positif, namun harus didukung regulasi yang jelas agar implementasinya berjalan lancar.
“Jangan sampai wacana ini tidak jadi diterapkan karena kita tidak punya aturan yang kuat. Kami di lapangan sudah sosialisasikan penggunaan pupuk organik lewat berbagai media, jadi ini sejalan dengan kebijakan pusat,” katanya.
Dengan sinergi antara kebijakan pemerintah, edukasi petani, dan pengembangan produk organik, Umbu optimistis sektor pertanian di NTT dapat menjadi pilar utama peningkatan ekonomi masyarakat.(kl)