Kepala Bidang PSP2H Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) NTT, Tomy Johannis (foto: news-daring.com) |
Neesdaring-Kupang, 16 Desember 2024 – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi aman untuk tahun 2025. Kepala Bidang PSP2H Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) NTT, Tomy Johannis, menyatakan bahwa kebutuhan pupuk untuk petani di NTT sudah diinput sejak dua bulan lalu sesuai permintaan kabupaten/kota.
“Kebutuhan pupuk untuk masyarakat petani di NTT pada tahun 2025 adalah Urea 71.466 Ton, NPK 84.734 Ton, dan NPK Formula Khusus 332 Ton. Dibandingkan dengan kuota tahun lalu, ada peningkatan karena sudah menjadi program Presiden yang ditindaklanjuti oleh Menteri Keuangan. Per 1 Januari 2025, kuota ini sudah bisa diserap oleh petani sehingga tahun depan pupuk aman,” ujar Tomy saat ditemui media.
Tomy menjelaskan langkah antisipasi jika terjadi kelangkaan pupuk di tahun mendatang. "Kalau terjadi kelangkaan, kita akan minta tambahan sesuai kebutuhan dari masing-masing kabupaten. Tambahan ini tidak ada limitnya, karena mekanisme pusat memungkinkan pengalihan kuota dari provinsi yang serapannya rendah ke provinsi yang lebih baik serapannya," ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa penebusan pupuk tahun depan akan dipermudah. “Bagi petani yang memiliki kartu tani bisa langsung menebus. Sementara untuk yang tidak punya kartu tani, mereka cukup menggunakan KTP, karena aturannya sudah ada. Yang penting, petani tersebut terdaftar dalam RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok),” jelas Tomy.
Namun, ia menambahkan beberapa kendala yang dihadapi petani tahun ini, seperti dampak El Nino yang mengganggu penyerapan pupuk dan daya beli masyarakat. “Kebanyakan pupuk diserap di lahan sawah, tetapi tahun ini El Nino berkepanjangan sehingga penyerapan menurun. Selain itu, daya beli petani menjadi tantangan. Saya sudah berkoordinasi dengan distributor agar mereka bisa tanam modal dulu dan menyalurkan pupuk lebih awal sebelum petani membayar,” ujarnya.
Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi
Berdasarkan Keputusan Gubernur NTT Nomor 411/Kep/Hk/2024 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Tahun Anggaran 2025, harga pupuk bersubsidi ditetapkan sebagai berikut:
Pupuk Urea: Rp. 2.250 per Kg
Pupuk NPK: Rp. 2.300 per Kg
Pupuk NPK untuk Kakao: Rp. 3.300 per Kg
Pupuk Organik: Rp. 800 per Kg
Alokasi Pupuk 2025
Berikut adalah alokasi pupuk bersubsidi tahun 2025 untuk kabupaten/kota di NTT:
1. Kupang: Urea 6.000 Ton, NPK 7.500 Ton
2. Timor Tengah Selatan: Urea 3.000 Ton, NPK 3.000 Ton
3. Timor Tengah Utara: Urea 3.000 Ton, NPK 3.000 Ton
4. Belu: Urea 3.000 Ton, NPK 2.800 Ton
5. Alor: Urea 72 Ton, NPK 8 Ton
6. Flores Timur: Urea 1.500 Ton, NPK 1.100 Ton
7. Sikka: Urea 3.500 Ton, NPK 3.500 Ton, Formula Khusus 180 Ton
8. Ende: Urea 2.000 Ton, NPK 2.500 Ton, Formula Khusus 80 Ton
9. Ngada: Urea 2.900 Ton, NPK 3.500 Ton, Formula Khusus 9 Ton
10. Manggarai: Urea 6.500 Ton, NPK 8.000 Ton
11. Sumba Timur: Urea 5.500 Ton, NPK 7.500 Ton
12. Sumba Barat: Urea 1.800 Ton, NPK 3.600 Ton
13. Lembata: Urea 650 Ton, NPK 511 Ton
14. Rote Ndao: Urea 3.500 Ton, NPK 4.500 Ton
15. Manggarai Barat: Urea 7.000 Ton, NPK 7.500 Ton
16. Nagekeo: Urea 3.500 Ton, NPK 4.200 Ton, Formula Khusus 1 Ton
17. Sumba Tengah: Urea 1.600 Ton, NPK 2.700 Ton
18. Sumba Barat Daya: Urea 6.500 Ton, NPK 8.000 Ton
19. Manggarai Timur: Urea 4.700 Ton, NPK 5.000 Ton, Formula Khusus 62 Ton
20. Sabu Raijua: Urea 1.900 Ton, NPK 2.000 Ton
21. Malaka: Urea 2.644 Ton, NPK 3.500 Ton
22. Kota Kupang: Urea 700 Ton, NPK 815 Ton
Total: Urea 71.466 Ton, NPK 84.734 Ton, NPK Formula Khusus 332 Ton.
Koordinator Pupuk, Pestisida, Alat, dan Mesin Pertanian/Pengawas Alsintan, Ivonny Beda. (foto:istewa) |
Realisasi Tahun 2024
Koordinator Pupuk, Pestisida, Alat, dan Mesin Pertanian/Pengawas Alsintan, Ivonny Beda, menjelaskan bahwa realisasi pupuk bersubsidi tahun 2024 masih di bawah target. “Untuk Urea, realisasi mencapai 52,45% atau 37.228 Ton dari total alokasi 71.466 Ton. Sedangkan NPK terealisasi 45,89% atau 27.186 Ton dari total 50.244 Ton,” jelas Ivonny.
Dengan peningkatan kuota dan harga eceran tertinggi yang sudah ditetapkan, pemerintah berharap ketersediaan pupuk dapat mendukung produktivitas pertanian di NTT pada 2025. Tomy Johannis pun mengajak seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah kabupaten/kota, untuk memastikan distribusi pupuk berjalan baik sehingga petani bisa memaksimalkan hasil pertaniannya. (kl)