Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz B. Oemboe Wanda, SP.(Foto:news-daring.com) |
Newsdaring-Kupang, 16 Desember 2024 - "Pangan itu harga diri satu bangsa. Kalau kita sonde siapkan pangan di wilayah kita sendiri, nanti orang lain yang bawa dia punya ubi, patatas, jagung, ganggu kita punya desa. Itu lu sonde malau?" kata Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz B. Oemboe Wanda, SP, saat menjawab pertanyaan awak media terkait pembukaan lahan 1 juta hektar yang digalakkan pemerintah pusat.
Dalam wawancara tersebut, Joaz menegaskan pentingnya kemandirian pangan untuk menghadapi tantangan kekurangan produksi nasional. "Kita dari sisi produksi padi dan konversi ke beras itu kurang, jadi kita impor 2 juta ton per tahun. Sekarang Pak Presiden minta kita swasembada pangan, terutama beras dan jagung," ujarnya.
Joaz menjelaskan bahwa Provinsi NTT memiliki lahan potensial yang besar, tetapi sebagian besar berupa lahan kering (LAKER). Dari total 4,7 juta hektar lahan yang tersedia, hanya 300 ribu hektar lahan basah yang bersertifikasi. Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan program cetak lahan kering dengan dukungan infrastruktur air, seperti embung dan irigasi tersier.
"Kita cetak lahan kering, tapi kita harus siapkan air. Kita minta kabupaten-kabupaten buat pemetaan cepat, supaya tahun depan eksekusi bisa segera. Terutama daerah-daerah central yang dekat sama masyarakat. Jadi, kita sonde perlu datangkan orang luar kerja di sini lagi," jelas Joaz.
Selain itu, Joaz menyoroti krisis regenerasi petani di NTT. "Yang kerja di pertanian sekarang kebanyakan orang tua umur 50 tahun ke atas. Anak-anak muda dong su tinggalkan pertanian. Dia lebih banyak jadi ojek atau bikin video TikTok dan YouTube. Padahal pertanian itu penyedia pangan, termasuk pangan lokal," katanya.
Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Pertanian akan menggelar program padat karya dan pelatihan teknis bagi anak muda. "Kita butuh petani milenial. Teknologi sekarang bisa bantu, jadi pertanian itu bisa lebih cepat dan untung besar. Beta harap anak-anak muda sonde cuma jadi penonton di tanah sendiri," tegas Joaz.
Dengan optimalisasi lahan dan keterlibatan pemuda, pemerintah berharap sektor pertanian NTT dapat memberikan kontribusi besar pada swasembada pangan nasional. "Bosong pikir, kalau kita sonde kerja, ko beta beli? Ini hal-hal sederhana, tapi dampaknya besar bagi petani. Jadi, beta ajak semua anak muda: mari kembali ke ladang. Semua orang butuh makan, dan pertanian itu masa depan bangsa," tutupnya.
Pemerintah NTT berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan sektor pertanian dengan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda.(kl)