Newsdaring-Seoul, 4 Desember 2024 – Pemerintah Korea Selatan mengumumkan status darurat militer di seluruh wilayahnya setelah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea. Langkah ini diambil menyusul laporan intelijen yang mengindikasikan potensi ancaman dari Korea Utara, termasuk uji coba rudal jarak jauh terbaru yang mampu mencapai target di luar Asia Timur.
Presiden Yoon Suk-yeol, dalam pernyataan resmi yang disiarkan langsung dari Blue House, menegaskan bahwa keputusan ini adalah langkah preventif untuk melindungi keamanan nasional dan memastikan stabilitas kawasan. "Kami tidak akan tinggal diam terhadap segala bentuk ancaman yang membahayakan kedaulatan dan keselamatan rakyat Korea Selatan," ujar Yoon.
Sebagai bagian dari langkah darurat, seluruh unit militer di Korea Selatan telah ditempatkan dalam status siaga tinggi. Latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat juga ditingkatkan, termasuk pengerahan aset strategis seperti kapal induk dan pesawat tempur siluman di wilayah perbatasan.
Situasi ini memicu kepanikan di kalangan masyarakat. Banyak warga Seoul dilaporkan mulai memborong persediaan makanan dan kebutuhan pokok, sementara sirene latihan evakuasi dibunyikan di beberapa kota besar.
Di sisi lain, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan pertemuan darurat untuk membahas eskalasi ini. Beberapa negara, termasuk Jepang dan Amerika Serikat, menyatakan dukungan penuh kepada Korea Selatan dan mendesak Korea Utara untuk menghentikan segala tindakan provokatif.
Pengamat politik menilai situasi ini sebagai salah satu yang paling serius dalam satu dekade terakhir. "Jika tidak ada upaya de-eskalasi, kemungkinan konflik terbuka semakin besar," ujar Kim Tae-young, seorang ahli hubungan internasional dari Universitas Nasional Seoul.
Kondisi di Semenanjung Korea kini menjadi perhatian dunia. Semua pihak berharap langkah darurat ini tidak berujung pada ketegangan bersenjata yang dapat memengaruhi stabilitas global.(kl)
