Fasilitas militer Suriah di hancurkan Israel/ ilustrasi |
Newsdaring-Tel Aviv/Damaskus – Militer Israel melancarkan serangan besar-besaran yang menghancurkan sekitar 80% kemampuan militer Suriah setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad. Serangan ini diklaim sebagai upaya untuk mencegah senjata strategis Suriah jatuh ke tangan pihak yang bermusuhan.
Target Serangan
- Operasi udara Israel dilaporkan menyasar berbagai fasilitas militer vital, termasuk: Fasilitas pertahanan udara di wilayah pesisir dan selatan Suriah.
- Gudang senjata strategis yang menyimpan senjata kimia dan sistem rudal.
- Kapal perang Angkatan Laut Suriah yang berada di pelabuhan Latakia.
Menurut laporan, sekitar 90% sistem rudal darat-ke-udara Suriah dihancurkan, sehingga melemahkan kemampuan pertahanan negara itu secara signifikan.
Pemerintah Israel menyatakan bahwa operasi ini bertujuan untuk melindungi keamanan nasional mereka. Juru bicara militer Israel menjelaskan, "Kami tidak akan membiarkan senjata strategis atau teknologi militer canggih Suriah jatuh ke tangan kelompok-kelompok seperti Hizbullah atau Iran."
Selain itu, serangan ini juga menyasar senjata kimia yang diduga masih dimiliki Suriah. Menurut laporan intelijen, senjata tersebut dianggap sebagai ancaman serius bagi kawasan.
Kerusakan akibat serangan ini sangat signifikan. Infrastruktur militer Suriah dilaporkan lumpuh total, dengan nilai kerugian yang sulit dihitung. Serangan ini juga memicu ketegangan internasional, terutama dari negara-negara pendukung Suriah seperti Rusia dan Iran.
Di sisi lain, oposisi Suriah yang berhasil menggulingkan rezim Assad menyatakan dukungan terhadap serangan tersebut, mengklaim bahwa aksi ini dapat mencegah konflik lebih lanjut di negara itu.
Komunitas internasional memberikan tanggapan beragam. Amerika Serikat mendukung langkah Israel dengan alasan menjaga stabilitas kawasan. Namun, Rusia dan Iran mengutuk serangan tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan Suriah.
Sekretaris Jenderal PBB menyerukan agar semua pihak menahan diri dan menghentikan eskalasi kekerasan. "Kami mendesak dialog dan penyelesaian diplomatik untuk menghindari dampak yang lebih luas," kata pernyataan resmi PBB.
Serangan Israel ini menandai babak baru dalam konflik di Timur Tengah. Dengan kemampuan militer Suriah yang hancur, kawasan tersebut berada dalam ketidakpastian. Israel sendiri menegaskan bahwa operasi mereka akan terus dilakukan selama ada ancaman terhadap keamanan negaranya.
Perkembangan ini memperlihatkan betapa rentannya stabilitas di Timur Tengah, di mana satu tindakan dapat memicu respons luas dari berbagai pihak. Dunia kini menunggu langkah selanjutnya dari Suriah dan sekutunya.(kl)
Disclaimer: Berita ini di tulis berdasarkan informasi yang tersedia dari berbagai sumber terpercaya, seperti Cakaplah.com, Detik.com, Kompas.com, dan Antaranews.com, hingga saat ini. Data dan fakta yang disampaikan merujuk pada laporan yang diterbitkan oleh media terkait serta pernyataan resmi dari pihak-pihak yang terlibat.Kami tidak bertanggung jawab atas perubahan informasi di kemudian hari yang mungkin muncul dari hasil penyelidikan atau klarifikasi tambahan. Segala interpretasi atau pandangan dalam artikel ini sepenuhnya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan untuk memihak pihak mana pun.Untuk informasi lebih lanjut atau konfirmasi resmi, pembaca disarankan mengacu langsung pada sumber asli atau instansi yang berwenang.