Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Wira Satya Tri Putra |
Newsdaring-Jakarta, 6 Desember 2024 – Praktik perdagangan manusia dengan modus pengantin pesanan kembali mencoreng wajah hukum di Indonesia. Polisi berhasil mengungkap sindikat besar yang menikahkan wanita muda Indonesia dengan pria asal Tiongkok. Kasus ini terungkap dalam rilis resmi Kapolda Metro Jaya pada Jumat, 6 Desember 2024, yang juga menghadirkan para tersangka.
Dalam operasi tersebut, polisi menangkap tersangka di dua lokasi penampungan, yakni di Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan Cengkareng, Jakarta Barat. Barang bukti yang diamankan meliputi paspor, akta kelahiran, kartu keluarga, tiket pesawat, dokumen perjanjian pernikahan berbahasa asing, dan barang bukti lainnya.
Hasil penyelidikan mengungkap bahwa tersangka merekrut wanita muda dari Jawa Barat dan Kalimantan Barat. Para korban ditampung di Jakarta, dipaksa menandatangani dokumen pernikahan berbahasa asing, dan diiming-imingi uang agar bersedia dinikahkan dengan pria Tiongkok. Setelah menikah, para korban diterbangkan ke Tiongkok untuk menjalani kehidupan yang tidak mereka ketahui.
Tersangka disebut meraup keuntungan fantastis, mulai dari Rp35 juta hingga Rp150 juta per korban. Modus ini dikenal sebagai mail-order bride, di mana pernikahan digunakan sebagai kedok untuk eksploitasi manusia.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Wira Satya Tri Putra, menjelaskan bahwa kasus ini merupakan bentuk kejahatan terorganisir yang memanfaatkan kerentanan ekonomi dan minimnya pemahaman hukum para korban. “Ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi eksploitasi manusia secara sistematis yang harus kita hentikan,” ujarnya.
Para tersangka kini dijerat dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Polisi memastikan akan mengusut tuntas jaringan ini hingga ke akar-akarnya.
Kasus ini menambah daftar panjang skandal perdagangan manusia di Indonesia. Modus pengantin pesanan yang melibatkan wanita Indonesia sering kali menjadi pilihan para sindikat karena lemahnya pengawasan dan tingginya permintaan dari luar negeri.(kl)