Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Cuaca Ekstrem Mengancam Sikka: Masyarakat Diminta Waspada

Jumat, 06 Desember 2024 | Desember 06, 2024 WIB Last Updated 2024-12-06T02:48:24Z
 Kepala BMKG Fransiskus Xaverius Seda Maumere Kabupaten Sikka, Ota Welly Jenni Thalo


Newsdaring- Sikka- Memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan dengan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan. Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Fransiskus Xaverius Seda Maumere, Ota Welly Jenni Thalo, mengungkapkan adanya indikasi gangguan tropis di Laut Timor yang dapat berkembang menjadi siklon tropis, meskipun peluangnya masih rendah.


“Sebagian besar wilayah NTT sudah memasuki musim penghujan sejak akhir November hingga awal Desember. Kondisi ini diperparah dengan adanya sirkulasi siklonik di lapisan atmosfer bawah hingga menengah,” ujar Ota Thalo dalam rilis persnya.


BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak bencana geo-hidrometeorologi, termasuk tanah longsor, banjir, angin kencang, dan gelombang tinggi. Jalur Ende-Maumere disebut memiliki titik rawan longsor yang harus diantisipasi, terutama bagi pengguna jalan.


Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai, Ota menyoroti risiko lahar hujan akibat erupsi Gunung Lewotobi. “Masyarakat harus mewaspadai potensi aliran lahar hujan, terutama di daerah-daerah yang menjadi jalur sungai di kaki Gunung Lewotobi,” tambahnya.


Faktor-faktor lingkungan seperti aktifnya Monsun Asia, gelombang atmosfer Equatorial Rossby, dan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) turut mendukung peningkatan intensitas hujan di wilayah NTT. Akibatnya, hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang diprediksi terjadi secara sporadis dalam beberapa hari ke depan.


Meskipun potensi gangguan tropis menjadi siklon tropis dalam 72 jam ke depan masih rendah, BMKG memperingatkan kecepatan angin maksimum dapat mencapai 25 knot (46 km/jam) pada 9-10 Desember 2024.


Ota Thalo mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengurangi aktivitas di luar rumah, dan memantau informasi resmi dari BMKG terkait perkembangan cuaca. “Kesiapsiagaan adalah kunci untuk mengurangi risiko dampak bencana,” pungkasnya. (AH)