Newsdaring-Kupang-Mantan ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) NTT Pius Rangka, SH., M. Sc membenarkan penyerahan tanah seluas 5000 meter persegi oleh Keluarga besar dr. Christian Widodo untuk pembangunan Monumen Flobamora Rumah Pancasila.
Via telepon Minggu (10/11/2024).Pius Rengka mengatakan, ide pembangunan Rumah Monumen Pancasila Flobamora Rumah Pancasila digagas FPK saat dirinya menjabat sebagai Ketua FPK.
“Saat saya menjadi Ketua FPK NTT, kami mengusulkan untuk membangun patung Burung Garuda Pancasila karena kami ingin menegaskan bahwa Pancasila lahir di NTT, tepatnya di Ende,” ujarnya.
Pius Rengka mengungkapkan, sikap rela berkorban yang ditunjukkan Dokter Christian Widodo bersama keluarga merupakan bukti nyata rasa cinta tanah air dan Pancasila.
“Kesediaan yang menurut saya pertama sangat langka, kedua sangat istimewa dan ketiga sangat patriotik karena tidak mudahnya masyarakat memberikan tanah secara cuma-cuma atau prodeo apalagi tanah tersebut terletak di kawasan Kota Kupang dekat Pelabuhan Tenau dan tempatnya sangat strategis di ketinggian yang bagus", katanya.
Bagi Pius Rengka, sikap rela berkorban yang ditunjukkan keluarga DokterChristian Widodo merupakan sikap yang langka dan tidak dimiliki banyak masyarakat di NTT.
“Saya sudah melihat lokasinya dari dekat dan memang itu merupakan sikap humanis dan patriotik, menurut saya tidak banyak masyarakat yang melakukan hal seperti ini apalagi di NTT tidak ada kelas,” kata mantan anggota DPRD NTT ini. Propinsi.
“Saya rasa reputasi keluarga ini sangat meyakinkan apalagi saya cukup dekat dengan keluarga ini sehingga saya tahu betul bahwa mereka punya kualitas ide ideologinya dan saya tahu betul kualitas patriotiknya,” imbuhnya.
Dijelaskannya, Tugu Rumah Pancasila dibangun di Kota Kupang karena Kupang merupakan Ibu Kota Provinsi NTT.
“Kenapa monumen itu tidak kita bangun di Ende tapi kita pilih Kota Kupang karena Kupang adalah Ibu Kota Provinsi NTT,” jelasnya.
Usai menginisiasi, lanjut Pius Rengka, pihaknya mencari tanah milik pemerintah untuk dijadikan tempat pembangunan monumen tersebut.
“Kami sedang mencoba mencari tanah milik pemerintah, antara lain di dekat Hotel Sasando, rencananya akan dibangun di sana,” imbuhnya.
Namun berdasarkan hasil diskusi, tim besar FPK menyebut lokasi tersebut kurang strategis
“Saat itu saya berpikir kalau tempatnya bisa dekat dengan tempat yang sangat bagus maka saat itu keluarga Dr. Christian Widodo yang kebetulan saat itu Pak Theo Widodo adalah Wakil Ketua FPK dia dengan sukarela memberikan tanahnya untuk pembangunan. , "katanya.
Hal ini pun di sampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat yang tidak mau menyebutkannya, bahwa penyerahan tanah tersebut telah melalui diskusi yang panjang antara keluarga besar dr. Christian Widodo, dengan penuh semangat nasionalisme dan cinta tanah air, menyerahkan tanah seluas 5.000 meter persegi kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diserahterimakan pada 3 September 2017. Tanah ini akan digunakan untuk pembangunan Monumen Flobamora Rumah Pancasila, sebuah simbol persatuan dan kesatuan bangsa yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Dalam diskusi tersebut dr. Christian mengatakan penyerahan tanah ini dilakukan dengan tujuan untuk mengingatkan generasi muda akan pentingnya semangat cinta tanah air dan Bhineka Tunggal Ika. Mengutip peryataan Theo Widodo, mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil setelah diskusi keluarga yang mendalam. Christian Widodo, yang saat itu belum terjun dalam dunia politik, sangat mendukung ide ini dan menginspirasi keluarganya dengan kata-kata bijaknya, “Jangan tanyakan apa yang sudah negara berikan pada kita, tapi apa yang bisa kita berikan pada Ibu Pertiwi lebih dulu.”
Monumen Flobamora Rumah Pancasila direncanakan akan menjadi ikon baru NTT, melambangkan Pancasila yang lahir dari tanah NTT dan akan terbang ke Jakarta membawa nilai-nilai luhur bangsa. Monumen ini akan dilengkapi dengan diorama, galeri Bhineka Tunggal Ika, teater, dan ruang perpustakaan, serta fasilitas lain yang memungkinkan pengunjung menikmati pemandangan kota Kupang dari puncak monumen.
Dengan semangat kebangsaan yang tinggi, keluarga Widodo berharap bahwa monumen ini akan menjadi tempat edukasi dan refleksi bagi generasi mendatang, mengingatkan mereka akan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. (kl)