Melki-Johni Usung Inovasi Karbon Kredit untuk Ekonomi Hijau NTT |
Newsdaring-Kupang-Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Melki-Johni, memperkenalkan gagasan revolusioner untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) NTT melalui eksplorasi potensi karbon kredit.
Dalam debat kedua Calon Gubernur NTT 2024, Melki Laka Lena, calon gubernur dari pasangan Melki-Johni, menyoroti potensi besar karbon kredit sebagai peluang ekonomi baru bagi NTT.
Melki menjelaskan bahwa kekayaan alam NTT, termasuk hutan, mangrove, dan ekosistem laut, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan karbon kredit bernilai tinggi di pasar global.
“Karbon kredit adalah peluang besar yang belum dimanfaatkan secara maksimal di NTT. Dengan pengelolaan yang tepat, kita bisa menjadikannya sebagai sumber PAD yang signifikan, sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa karbon kredit bisa menjadi katalisator pengembangan sektor-sektor lain seperti kelautan, peternakan, dan pertanian dengan prinsip ekonomi hijau.
Potret Ekonomi NTT Saat Ini
Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTT 2023, sektor pertanian menyumbang kontribusi terbesar, yaitu 29,31%. Namun, realisasi produk dari sektor ini masih rendah, hanya 1,31%, dengan keterbatasan dalam menjangkau pasar ekspor. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga belum optimal dalam mendorong peningkatan pendapatan masyarakat. Kondisi ini menunjukkan perlunya diversifikasi sumber pendapatan melalui inovasi yang memanfaatkan potensi lokal secara berkelanjutan.
Komitmen Melki-Johni untuk Ekonomi Hijau dan Biru
Melki-Johni berkomitmen untuk mendorong penerapan ekonomi hijau dan biru sebagai strategi pembangunan NTT. Langkah ini tidak hanya untuk meningkatkan PAD, tetapi juga untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan ekonomi yang inklusif.
“Ekonomi hijau seperti karbon kredit harus diintegrasikan dengan sektor pertanian, kelautan, dan kehutanan. Kami akan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mengidentifikasi potensi lokal yang bisa menghasilkan kredit karbon yang kompetitif di pasar global,” tambah Johni, calon wakil gubernur.
Johni juga menekankan bahwa inisiatif ini memerlukan kebijakan yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas internasional dan investor.
“Kami akan memastikan regulasi dan kerangka kerja yang mendukung pengelolaan karbon kredit berjalan transparan dan akuntabel,” tegasnya.
Kolaborasi dan Dampak Multi Sektor
Melki-Johni juga menekankan pentingnya kolaborasi antar daerah di NTT untuk mengorkestrasi program-program berbasis karbon kredit. Program ini diharapkan berdampak pada:
- Meningkatkan Pendapatan Perkapita – Melalui pendapatan tambahan dari karbon kredit yang dikelola daerah.
- Pengurangan Kemiskinan – Dengan menciptakan lapangan kerja baru di sektor ekonomi hijau.
- Keberlanjutan Lingkungan – Melindungi kawasan hutan, mangrove, dan ekosistem laut dari kerusakan.
Komitmen Menuju NTT Mandiri
Melki-Johni meyakini bahwa transformasi ekonomi NTT harus dimulai dari keberanian untuk mengeksplorasi peluang baru seperti karbon kredit, tanpa melupakan penguatan sektor tradisional seperti pertanian, kelautan, dan pariwisata.
“Jika kita bisa mengoptimalkan potensi karbon kredit, NTT tidak hanya akan menjadi pelopor ekonomi hijau di Indonesia, tetapi juga mencapai kemandirian ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Melki.
Gagasan Melki-Johni tentang karbon kredit membawa angin segar bagi masyarakat NTT yang merindukan terobosan baru dalam pembangunan ekonomi. Dengan langkah yang terencana dan koordinasi yang kuat, NTT berpotensi menjadi model pembangunan berbasis keberlanjutan di tingkat nasional. Solusi ini diyakini akan menjadi tonggak baru bagi kebangkitan ekonomi NTT.(Tim)