Anggota Komisi III DPRD Provinsi NTT dari Partai Gerindra, Boni Fersius, (news-daring.com) |
Newsdaring-Kupang, 14 November 2024 - Anggota DPRD Provinsi NTT dari Partai Gerindra, Boni Fersius, yang akrab disapa Burhanus, mempertanyakan urgensi pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa Bank NTT di tengah kondisi bank yang tidak stabil.
Menurutnya, ada sejumlah masalah dari masa lalu yang belum diselesaikan, termasuk kredit macet sebesar Rp100 miliar, dana pembiayaan Hari Pancasila di Ende tahun 2022 sebesar Rp1,5 miliar, dan alokasi dana sebesar Rp50 miliar yang hingga kini belum jelas.
Borhanus menyoroti bahwa pelaksanaan RUPS di akhir tahun merupakan langkah yang tidak lazim karena biasanya perbankan sibuk dengan evaluasi dan penutupan buku.
“Ada penjelasan yang masuk akal untuk meyakinkan bahwa ini berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan para elit yang punya kepentingan politik,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa masyarakat dan DPRD sebagai representasi masyarakat berhak mempertanyakan alokasi dana yang tidak jelas.
“Pengalokasian uang-uang itu bukan karena kebutuhan tapi karena keinginan para elit yang punya kepentingan politik,” tegasnya.
Burhanus juga mengkritik rencana penyertaan modal dari pemerintah provinsi NTT yang harus melalui persetujuan DPRD. Menurutnya, kondisi keterbatasan modal Bank NTT sangat berdampak pada mekanisme pembayaran keuangan ASN di NTT.
Salah satu upaya yang dilakukan saat ini adalah menjalin kerjasama dengan bank luar, seperti Bank Jatim. Namun, Burhanus mengingatkan bahwa jika saham Bank Jatim lebih besar, maka kendali Bank NTT akan berada di tangan pihak luar, yang berarti “kita menjadi asing di negeri sendiri,” katanya. Ia menegaskan bahwa hal ini sangat fatal dan perlu diwaspadai.(kl)