Simon Petrus Kamlasi (SPK), putra asli Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) |
Newsdaring-TTS- Simon Petrus Kamlasi (SPK), putra asli Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), kembali menggetarkan kampung halamannya dengan kampanye terbatas pada Jumat (18 /10/2024).
SPK melaksanakan kampanye sebagai calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk periode 2024-2029. Kampanye tersebut, berlangsung di Sonaf kefetoran Bijova persisnya di kediaman Ir. Paul V. R Mella di Desa Kesetnana, Kecamatan Mollo, Selatan Kabupaten TTS.
SPK, yang lahir di Soe Kabupaten TTS pada 14 April 1975, maju dalam kontestasi pilgub NTT yang berpasangan dengan Adrianus Garu dengan tagline SIAGA.
Mereka mendapat sambutan hangat dari warga masyarakat TTS yang merupakan basis SPK-AG.
Penyambutan meriah dan dukungan penuh dari warga TTS ketika SPK menginjakan kakinya di Sonaf Bijoba. SPK disambut oleh Pau V. R Mella dan Ketua Partai Nasdem TTS, Sandy Rupidara.
Sandy Rupidara pada kesempatan itu menegaskan, bahwa partainya yakin Kabupaten TTS dapat memberikan suara mayoritas bagi Paket SIAGA pada pemilu nanti.
"Saya yakin TTS bisa memberikan 85 persen suara untuk Paket Siaga. Bukan karena suku, tetapi karena ini soal pemerataan dan tentunya untuk yang pertama kalinya, putra asli TTS berani mempersembahkan diri untuk memimpin NTT," kata Sandy.
Lebih lanjut, kata Sandy, ini adalah momen yang tepat bagi masyarakat TTS untuk mendukung putra daerah yang memiliki komitmen untuk membangun NTT dari dalam, bukan hanya dari luar.
"Mari kita bersatu dan menangkan SPK dan Paket Siaga untuk kemajuan NTT yang lebih baik," tegasnya.
Ketua Pemenangan Paket SIAGA, Kristo Blasin mengatakan, dukungan kepada SPK tidak hanya dari TTS, tetapi juga dari Flores.
"Kami yakin dengan SPK, Tanah Timor akan keluar dari kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Dengan pengalaman kami yang sudah pernah membawa beberapa mantan Gubernur, hari ini kami pastikan kita akan menghantar SPK menuju kursi Gubernur NTT," tegasnya.
Sementara itu, Jonathan Nubatonis, Ketua Persatuan Orang Timur, menyoroti pentingnya kesempatan ini bagi warga Timor.
"Sejak NTT berdiri, belum ada seorang pun putra asli Timor yang menjadi Gubernur NTT. Ini adalah kesempatan emas bagi kita, untuk menunjukkan bahwa orang Timor juga bisa memimpin NTT," tegas Jonathan.
Jonathan keyakinan, jika di TTS akan memberikan 85 persen suara untuk Paket Siaga, maka dirinya akan menyumbangkan 20 ekor sapi untuk syukuran.
"Jika nanti masyarakat TTS memberikan suaranya sebanyak 85 persen, saya akan memberikan 20 ekor sapi sebagai bentuk syukuran," ucap Jonatan dan disambut dengan sorak sorai oleh warga yang hadir.
Calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi dalam orasinya menyampaikan jika ingin TTS maju, maka yang terbaik adalah menjadikan anak asli TTS untuk menduduki jabatan Gubernur NTT.
"Jika TTS ingin maju, maka yang terbaik untuk menjadi pemimpin adalah anak asli daerah itu sendiri karena anak asli lebih mengerti kebutuhan kampungnya, lebih peka terhadap keluhan masyarakatnya," ujarnya.
SPK lebih lanjut mengatakan, NTT membutuhkan seorang pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah air dan membuka lapangan kerja untuk generasi muda.
"Gubernur NTT bukanlah seorang jenderal air, tetapi seorang yang mengerti bahwa air adalah kebutuhan dasar manusia. Sejak dulu saya telah membantu masyarakat dengan menyediakan air di lebih dari 400 titik dan membangun 200 rumah ibadah. Ke depan, saya akan terus berupaya meningkatkan akses air dan memperluas lapangan kerja di NTT," kata SPK.
Menurut SPK, pembangunan NTT bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang pemberdayaan masyarakat, terutama generasi muda yang selama ini banyak merantau ke luar daerah.
"Anak-anak muda harus bisa bekerja di NTT, mereka tidak perlu lagi pergi merantau ke luar. Ini saatnya kita memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial NTT dengan cara yang lebih merata," kata SPK.
Dalam kampanyenya, SPK menegaskan bahwa visi untuk NTT adalah visi yang inklusif, berorientasi pada kesejahteraan rakyat, dan mengutamakan pemberdayaan masyarakat lokal. (kl)