Foto :Eman Hala |
Newsdaring-Kupang-Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi, S.Pd., M.Pd., bersama sejumlah kepala perangkat daerah menemui Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, Selasa (29/10). Kunjungan yang berlangsung penuh kehangatan ini bertujuan memperkuat kerja sama dalam menghadapi sejumlah masalah sosial, khususnya stunting, human trafficking dan pengentasan kemiskinan di Kota Kupang.
Dalam kunjungan kali ini, Pj. Wali Kota juga menyerahkan bantuan berupa peralatan ibadah untuk gereja yang telah dianggarkan oleh pemerintah. Turut mendampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Kupang, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Perhubungan, Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) serta Camat Maulafa.
Pembahasan utama dalam kunjungan ini adalah menggalang upaya bersama dalam menurunkan angka stunting di Kota Kupang yang saat ini mencapai 4.038 kasus, dengan angka tertinggi berada di Kecamatan Maulafa. Pj. Wali Kota juga menargetkan penurunan kasus stunting hingga 2.000 dalam 6 bulan masa jabatannya, mendekati target nasional sebesar 14%. Pihak gereja juga diharapkan ikut aktif dalam mendukung penanganan stunting sebagai salah satu prioritas bersama, serta diusulkan agar stunting menjadi perhatian khusus di lingkungan Gereja Katolik.
Sebelumnya, Pj. Wali Kota telah mengunjungi Universitas Citra Bangsa untuk meminta dukungan dalam penanganan stunting. Secara provinsi, NTT mencatat angka stunting tertinggi di wilayah TTS dan SBD, sementara Kota Kupang berada di urutan keempat, dengan angka yang masih tergolong tinggi secara nasional.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Kupang, Ignasius R. Lega, SH, mengungkapkan pentingnya kolaborasi data dalam mengatasi stunting. Gereja diharapkan dapat berperan aktif dalam menyediakan data umat yang membutuhkan bantuan. Selain itu, program "Bapa Angkat" untuk pengentasan stunting harus berjalan optimal, mengingat bahwa masalah stunting kerap kali berakar dari kemiskinan, termasuk kemiskinan ekstrem.
Sementara itu, Sekretaris Dinas PRKP, Johannes Bell, ST., MT, menekankan pentingnya rumah layak huni sebagai bagian dari solusi stunting. PRKP memiliki program bantuan rumah layak huni, bekerja sama dengan CSR, bagi warga kurang mampu. Dukungan dari gereja juga diperlukan untuk membantu pendataan dan intervensi bagi keluarga yang memerlukan tempat tinggal yang layak.
Selain stunting, human trafficking menjadi perhatian serius bagi Pemkot Kupang. Saat ini, pemerintah membangun balai latihan kerja untuk meningkatkan keterampilan masyarakat, dengan harapan dapat menekan angka pekerja migran yang rentan menjadi korban human trafficking. Hal ini menjadi langkah nyata dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama bagi kelompok rentan.
Dalam pertemuan tersebut, Pj. Wali Kota menekankan pentingnya netralitas ASN di Kota Kupang. Birokrasi di Pemkot Kupang berjalan dengan harmonis dan melaksanakan kegiatan penyejukan iman lintas agama setiap Jumat. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kerukunan serta kerja sama antara jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan unsur pemerintahan lainnya.
Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, menyampaikan terima kasih atas kunjungan Pj. Wali dan rombongan serta menyambut baik informasi terkait program sosial di Kota Kupang. Ia juga memberikan ucapan selamat atas jabatan Pj. Wali Kota yang diemban saat ini. Uskup Agung menekankan pentingnya edukasi pranikah untuk calon pengantin dalam rangka pencegahan stunting, mengingat masalah ini juga menyangkut aspek mental, sosial dan budaya.
Ucapan terima kasih juga diberikan atas dukungan Pemerintah Kota Kupang melalui Bagian Kesra Setda Kota Kupang berupa bantuan alat peribadatan enam puluh kasula dan stola. Dia berharap kunjungan ini diharapkan dapat menciptakan sinergi kuat antara pemerintah dan gereja untuk bersama-sama menciptakan kesejahteraan dan menanggulangi masalah sosial di Kota Kupang. (Chris Dethan)
✍🏼 : Chris Dethan
📸 : Eman Hala