Orasi paket ITA ESA oleh calon Wakil Bupati Rote Ndao Apremoi Dudelusy Dethan di Desa Lakamola |
Newsdaring-Rote Ndao-Pada sore itu, terdengar samar-samar dari atas puncak gunung Lakamola, bunyian gong dan pekikan bahagia datang dari kaki gunung Lakamola bak menyambut seorang tamu tersohor entah dari mana datangnya?
Dipenuhi rasa penasaran dan kegelisahan, kuletakkan selimut lusuh di bahu kanan serta tonda (tempat sirih pinang) Kugantung di bahu kiri dan tongkat kayu yang sudah bertahun-tahun menemani perjalanan saya. Kakiku pun mulai melangkah dari gubuk reot ku sambil bersiul kecil menurun dari puncak gunung Lakamola, ingin ku tengok dari dekat siapa gerangan yang sedang datang di kampungku yang gelap gulita dan berdebu serta gersang ini? Tanya ku dalam hati. Apakah tamu istimewa yang datang dari negeri seberang atau....??? Karena kegirangan seperti ini jarang terjadi.
Dari kejauhan, ku angkat kepala dan melihat beberapa kuda besi dan kotak besi sedang berlari bagaikan hembusan angin yang kencang sedang menuju ke tempat yang ku tuju. Rasa penasaran pun makin bertambah, ada apa sebenarnya??? Langkah kakiku pun ku percepat bagaikan di buru hantu.
Setibanya di sana tak ku sangka, ketika ku melihat dari luar pagar pelepah ada serombongan orang di sambut dengan tarian dan ku melihat seorang perempuan berparas cantik kulit sawo matang sedang di sambut oleh tokoh masyarakat setempat, lalu kubisikan pada seseorang, siapa perempuan itu? oohhh... Apremoi Dudelusy Dethan, calon Wakil Bupati Rote Ndao dari Paket ITA ESA. Bisikku dalam hati...pantasan ia di sambut bagaikan ratu.
Lalu temanku menceritakan kepada saya.Ada juga tamu perempuan yang pernah hadir di sini pada 10 tahun yang lalu di desa ini dan pernah berorasi dengan katanya... Tetapi dia pake kertas sambil baca, terus timpal saya. Tetapi ini sangat berbeda, dia lincah, pintar, tidak pakai teks. Dari gerakan tubuhnya bagaikan kijang muda yang sedang merindukan rumput hijau.
Lalu ku mendekat dalam acara tatap muka bersama masyarakat Desa Lakamola, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao. Ku memandang seorang perempuan muda berparas cantik sedang berorasi tentang bagaimana pembangunan yang adil dan merata untuk Rote Ndao. Malam itu Pekikannya di saksikan gunung Lakamola.
Dan ku teringat akan bisikan teman tadi katanya ia bernama Apremoi Dudelusy Dethan, Perempuan muda yang berusia 35 tahun ini sedang berdiri di tengah-tengah tokoh masyarakat dan seluruh pendukungnya sambil mondar-mandir bagaikan seorang tukang patroli di malam hari yang sedang gundah gulana atas ketidakadilan yang terjadi di depan mata masyarakat Rote Ndao. .
Sebagai putri asli Rote, ia memiliki tanggungjawab moral dan moril terhadap perkembangan pembangunan di Rote Ndao. Perempuan yang biasa di sapa kak Lusy ini tak patah semangat sekalipun dianggap remeh di hina karena berijazah Paket C dan tidak memiliki pengalaman. Namun dirinya berjanji bila ia dan pasangannya di percayakan memimpin Rote Ndao maka mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mensejahterakan masyarakat Rote Ndao. (kl)
PAKET C "MENYALA"
ITA ESA "MELEDAK"