Aksi unjuk rasa Suku Gobang Runut, Suku Watu dan Suku lewuk. Foto. AH |
Newsdaring-Sikka - Masyarakat adat Suku Gobang Runut, Suku Watu dan Suku lewuk melakukan aksi unjuk rasa di halaman Polres Sikka, kantor Pertanahan dan kantor Bupati pada Senin, (22/7/2024).
Aksi unjuk rasa ini disampaikan usai rapat bersama tiga suku yakni Suku Goban Runut, suku watu dan suku lewuk. pada senin, (21/7) kemarin
Lewat aksi damai ini, masyarakat adat tiga suku mengaku prihatin pada tanggal 3 juli yang lalu kelompok tertentu yang mengatasnamakan suku goban runut,watu dan lewuk oleh pihak AMANDA Yang di pimpinan langsung oleh antonius Toni.
Adanya aksi yang mengatasnamakan masyarakat adat. “Kami prihatin, ada yang mengatasnamakan dirinya orang adat, lalu melibatkan beberapa organisasi, sampai tuntutannya malah jadi membingungkan,” ujar Yustina.
Juru bicara dalam aksi unjuk rasa tersebut, Yustina yusmiani membeberkan siapa otak di balik perlawanan masyarakat adat kepada pemerintah dan gereja.
Yustina pun menyampaikan bawah dalang di balik semua ini adalah LSM SANRES dibawah pimpinan Edu sareng, Jhon Bala, Piter Umbu Gusi dkk. Sejak 2014 mereka masuk dan bergabung mengajarkan kepada kami bawah itu tana ulayat bukan tanah negara, sehingga kami selalu melakukan perlawanan pada saat itu. dan sekarang kami tau bawah ternyata tanah itu adalah milik negara bukan tana lurin korak seperti yang di sampaikan marsel Djagong, sehingga kami berbelot.
Warga suku goban yang bergabung suku soge bersama pak jhon bala dalam aksi tanggal 3 juli lalu itu hanya oknum/simpatisan termasuk bapak Leonardus Leo yang mengaku diri sebagai kepala suku.
Dia menjadi kepala suku hanya untuk memenuhi keinginannya pak jhon bala dalam merampas tanah negara. “ Pitanya.
Menurut Yustina, bahwa Yusuf lewor goban ketika di minta tanggapan soal kronologis awal perjuangan, dia menyampaikan bawah perjuangan awal saya sendiri yang menggagas bukan untuk mengambil tanah HGU tapi.
Saat itu kami berjuang agar pemerintah bisa memperhatikan kami berikan kepada kami lahan-lahan yang kosong agar kami bisa garap tetapi pada saat bergabungnya AMANDA semua masyarakat adat di yakinkan bawah kita bisa ambil semua tanah HGU tersebut
Kami turun hari ini meminta pemerintah segera mengambil langkah bijak agar bagian yang menjadi kepunyaan negara agar bisa terakomodirkan untuk kami masyarakat dan kami mendukung penuh pihak pemerintah untuk mengatur kami semua.
Sementara itu, Bapak Sun Dominikus Hari Selaku Koordinator lapangan aksi ( korlap ) menyampaikan bahwa hari ini yang ikut tergabung dalam aksi ini yakni warga yang tinggal di hitohalok.
Hari ini kami dari tiga suku yakni suku goban runut, watu dan suku lewuk melakukan aksi mengklarifikasi yang dilakukan sekelompok orang mengatasnamakan suku goban runut,watu dan lewuk oleh pihak AMANDA beberapa hari lalu.
“Kami tiga suku bersama masyarakat adat telah siap untuk menghadang pergerakan beberapa oknum yang tidak bertanggungjawab mengatasnamakan tiga suku goban runut,watu dan lewuk.
Selain itu, Ia meminta agar memproses hukum oknum-oknum yang mengatasnamakan lembaga adat tiga suku dalam aksi beberapa waktu lalu. Sebagai pemegang kedaulatan wilayah adat tiga suku ini, pihaknya merasa prihatin dengan pihak-pihak tertentu untuk melakukan kegiatan unjuk rasa mengatasnamakan tiga suku goban runut dan watu.
Hari ini kami mengunakan 6 mobil dengan kehadiran sekitar 78 orang, semua keterwakilan dari suku goban runut,watu dan lewuk rute kami hari ini ke polres kantor pertanahan dan kantor bupati." Ujarnya.