Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Oportunis Vs Moral

Minggu, 23 Juni 2024 | Juni 23, 2024 WIB Last Updated 2024-06-23T16:09:52Z
WENSESLAUS WEGE,S.FIL


Newsdaring-Sikka-Antara Oportunis dan Moral  sangat jauh berbeda entah di lihat secara arti kata atau secara etimologisnya. Oportunis  berasal dari bahasa latin  dari kata"Opprtunus ". Yang berarti menguntungkan atau tepat waktu. Artinya kata ini di gunakan untuk menggambarkan tentang sesorang memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi. Sedanglan kata Moral dari bahasa latin dari kata  " Moralis ".  Mos atau Mores yang berarti  kebiasaan atau moral. Yang selalu berkaitan erat dengan prinsip salah dan benar yang memandu soal perilaku manusia.


Perilaku oportunis sering kali dipandang negatif karena cenderung mengorbankan prinsip moral demi keuntungan pribadi. Seorang oportunis mungkin memanfaatkan situasi krisis untuk mendapatkan keuntungan baik itu terkait  finansial, posisi kekuasaan dalam perhelatan  politik tanpa memedulikan dampak tindakan mereka terhadap orang lain. Dalam konteks moral, tindakan seperti ini dianggap tidak etis karena melanggar prinsip keadilan dan tanggung jawab sosial.Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan kepentingan pribadi dengan mempertahankan integritas moral, sehingga tindakan kita tidak hanya menguntungkan diri sendiri tetapi juga bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat  secara keseluruhan.


Momen pilkada 2024 sudah di depan mata, para politisi bergerak dan terus bergerak melakukan manufer, klaim mengklaim dalam proses di setiap momen  ruang dan waktu. Kepanikan muncul di setiap bakal calon entah bupati ataupun wakil bupati, semua masih samar- samar. Dalam dunia persilatan ada yang di namakan dengan ilmu meminjam tenaga lawan, untuk menghabiskan dan menghempaskan  lawan menjadi tidak berdaya.


Demikian juga dalam pertarungan politik yang lagi panas politisi oportunis memanfaatkan ruang untuk membantai  entah kawan ataupun lawan di habiskan biar kemulusan untuk mencapai tujuan dan kuasa bisa terwujud. 


Para filsuf memiliki pandangan yang beragam tentang politisi oportunis, seringkali mengkritik mereka karena dianggap tidak memiliki prinsip yang konsisten dan mengejar kekuasaan demi kepentingan kelompok, etnis   dan kolega;


1. Aristoteles  dalam "Politik" mengkritik politisi yang tidak memegang teguh prinsip-prinsip moral dan etika. Ia berpendapat bahwa politik harus bertujuan untuk mencapai kebaikan tertinggi dan kesejahteraan masyarakat, bukan keuntungan pribadi atau kelompok.


2.Thomas Hobbes

     Hobbes, dalam "Leviathan", memandang manusia sebagai makhluk yang secara alami egois dan cenderung mengejar kepentingan pribadi. Ia berpendapat bahwa sistem politik yang kuat diperlukan untuk mengendalikan ambisi dan oportunisme individu, agar ketertiban dan keamanan dapat terjaga.


3.John Stuart Mill

   Mill, dalam "On Liberty", menekankan pentingnya kebebasan individu dan tanggung jawab moral dalam politik. Ia cenderung mengkritik politisi oportunis yang mengabaikan prinsip-prinsip moral dan etika demi keuntungan pribadi, karena hal ini dapat merusak kepercayaan publik dan melemahkan demokrasi.


4. Immanuel Kant

   Kant, dengan etika deontologisnya, menekankan pentingnya bertindak berdasarkan prinsip moral yang konsisten.


Ia akan mengkritik politisi oportunis karena mereka bertindak berdasarkan konsekuensi dan keuntungan pribadi, bukan berdasarkan kewajiban moral yang harus dipatuhi. Untuk itu wahai para politisi jangan menjerumuskan dirimu seolah- olah  terjebak dalam oportunisme dan mengabaikan prinsip- prinsip moral dan etika  demi jabatan dan kuasa.


Tingkatkan konsistensi moralmu dan integritasmu dan berkomitmenlah demi kepentingan publik dalam praktek politik menuju pilkada 27 november 2024.


Salam Hati Nurani Dari Puncak Kampung Koker Pogon