NEWSDARING-FLOTIM-Pada hari yang sama, Setelah hadir dalam acara penyerahan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) bagi SMA/SMK se-Kabupaten Flores Timur, Jumat (28/04/23) Gubernur Viktor Laiskodat beserta rombongan melanjutkan kunjungan kerjanya ke lokasi Desa Tenawahang, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur.
Di Desa Tenawahang Gubernur VBL melakukan Panen Jagung Program TJPS Periode Tanam Oktober – Maret secara simbolis di atas luasan lahan lokasi panen sebesar 2 ha dari 16 ha.
Untuk diketahui luasan lahan yang siap panen se-Kabupaten Flores Timur adalah 3.393 ha dengan produksi mencapai 7.125 ton.
Selanjutnya Gubernur VBL juga melakukan Penandaan Hewan Ternak Sapi yang berada di sekitar lokasi panen yang ditandai dengan pemasangan chip. Adapun jumlah keseluruhan ternak se-Kabupaten Flores Timur yang telah diberi chip sebanyak 381 ekor dari target 4.462 ekor.
Setelah panen secara simbolis dan pemasangan chip pada ternak sapi, Gubernur VBL didampingi Penjabat Bupati Flores Timur Doris Rihi dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lecky Ferderich Koli melakukan diskusi ringan bersama dengan seluruh masyarakat Desa Tenawahang.
Adapun dalam diskusi tersebut, Gubernur VBL berharap agar kedepannya melalui generasi muda, jagung hasil panen tidak dijual lagi melainkan dibuatkan pakan ternak.
“Persiapkan untuk nanti kerjasama dan koordinasikan dengan Pak Penjabat Bupati Flotim dan Pak Kadis Pertanian, kita latih anak-anak muda untuk membuat pakan ternak, sehingga jagungnya tidak dijual lagi. Pakan ternak ini 80% terdiri dari jagung, kita sudah punya jagung tersebut, untuk apa kita beli pakan ternak lagi ? Kita di Pulau Flores, masalah pakan ternak mulai dari Larantuka sampai Labuan Bajo, 1 tahun kita beli ke Pulau Jawa Pakan ternak mencapai 450 Milyar. Itu hanya untuk beli pakan. Nah kita harus mulai ubah pola-pola tersebut. Kita harus mampu hasilkan pakan ternak sendiri agar _Supply Chain_ tidak lagi kita datangkan dari luar NTT, tapi putarannya dari dalam kita sendiri. Dengan begitu sudah pasti kita akan maju”, jelas Gubernur.
Menambahkan apa yang disampaikan Gubernur NTT, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lecky Ferderich Koli juga menekankan agar diatur pola tanamnya dan dikombinasikan dengan tanaman hortikultura agar sepanjang tahun ekonomi para petani dan masyarakat tetap dan terus bertumbuh.
“Kepada teman-teman penyuluh dan semua kelompok tani agar pola tanamnya diatur, sehingga ekonominya tidak terputus melainkan terus bertumbuh. Kombinasikan dengan menanam tanaman hortikultura. Jadi setiap tanam jagung 1 hektar, tanam 90 atau 80 are, sisanya 10 atau 20 are itu tanaman hortikultura seperti sayuran, cabai, tomat, karena ini dibutuhkan untuk konsumsi masyarakat Flores Timur. Ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat kita. Nanti saya kirim benih sayuran dan tanaman hortikultura lainnya untuk coba ditanam di musim kemarau ini. Ini semua dimaksudkan agar selain kita tanam jagung, namun kombinasi pengembangan tanaman hortikultura dapat terus berjalan yang akan selalu mendatangkan keuntungan yang cepat, melalui umur produksinya pendek, sehingga dapat hasilkan uangnya cepat dan perputaran produksinya juga cepat pula”, papar Kadis Lecky.
"Dan untuk anak-anak muda kita di Desa, kita akan latih dan ajarkan bagaimana cara atau sistim modernisasi dalam budidaya. Cara kerja sistim pertanian yg modern jelas akan kita latih kepada mereka supaya diterapkan agar dapat mendukung produktivitas hasil-hasil pertanian di Desa Tenawahang dan juga Desa-desa sekitarnya," pungkas Lecky.
Pada kesempatan yang sama Kepala Desa Tenawahang Bernad Sogen juga mengungkapkan terima kasih kepada Gubernur NTT yang telah memberikan kesempatan kepada Desa Tenawahang dalam mengakses program TJPS.
“Saya atas nama seluruh masyarakat Desa Tenawahang mengucapkan selamat datang sekaligus terima kasih kepada Bapak Gubernur karena boleh memberikan kami kesempatan untuk mengakses TJPS untuk Desa Tenawahang pada tahun 2020. Desa Tenawahang termasuk salah satu sasaran TJPS saat itu. Terinspirasi dari program TJPS tersebut, kami Pemerintah Desa Tenawahang kemudian memprogramkan TJPS Mandiri dengan memanfaatkan Dana Desa dengan membuka lahan jagung setiap tahun, dan sekarang sudah memasuki tahun ketiga. Dimana setiap tahun kami membuka sekitar 70an hektar dan kami sungguh mendapatkan manfaat apalagi ketika musim panen tiba", ujar Kades Tenawahang.
Setelah berbincang hangat bersama masyarakat Desa Tenawahang, Gubernur NTT juga menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu rumah produksi kelor yaitu “Mo-Tong” yang dikelola oleh Bapak Willem Openg yang berada tidak jauh dari lokasi panen TJPS yaitu di Lato, Desa Watowara, Kecamatan Titehena.
Gubernur mengapresiasi pengembangan produksi Kelor yang dilakukan oleh rumah produksi "Mo-Tong" dan berharap kedepannya akan lebih banyak lagi rumah produksi kelor lainnya di Kabupaten Flores Timur.