![]() |
Wali Kota Kupang luncurkan program Besti Beruntung, atasi sampah dari rumah ke TPST, pakai teknologi, sanksi tegas, dan insentif petugas lapangan.(Foto: Toni Ga) |
Kota Kupang,NTT, 16 April 2025 — Pemerintah Kota Kupang meluncurkan program unggulan bertajuk Besti Beruntung (Bebas Sampah, Pasti Berubah, Untung) sebagai strategi utama untuk memberantas persoalan sampah dari hulu ke hilir. Program ini diperkenalkan langsung oleh Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, dalam diskusi lesehan bersama para awak kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), di Lapangan Kantor Wali Kota, Rabu (16/4).
Wali Kota hadir bersama Wakil Wali Kota, Serena Cosgrova Francis, S.Sos., M.Sc., didampingi Penjabat Sekda Ignasius Repelita Lega, SH., serta pimpinan perangkat daerah teknis dan para camat se-Kota Kupang.
Besti Beruntung tidak sekadar slogan, tetapi menjadi gerakan kolektif yang menggabungkan edukasi, regulasi, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat dalam satu kerangka besar. Program ini mendorong pemilahan sampah dari rumah tangga menggunakan tiga kategori tempat sampah: hijau untuk organik, kuning untuk anorganik, dan merah untuk sampah berbahaya.
“Kalau kita semua disiplin memilah dari rumah, maka sistem di belakangnya akan berjalan lancar,” ujar dr. Christian. “Besti bukan hanya soal bebas sampah, tapi juga pasti berubah dan pasti untung. Kita ingin masyarakat untung secara ekonomi dan lingkungan.”
Pemkot Kupang telah menyiapkan distribusi 1.300 kontainer plastik besar ke tingkat RT dan 68 kontainer besi ke kelurahan. Armada truk, motor listrik, serta sistem pemantauan digital disiapkan untuk mendukung pengangkutan sampah secara tertib dan terjadwal.
TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) akan dibangun di tiap kecamatan dan difungsikan sebagai pusat bank sampah dan teknologi pengolahan berbasis maggot, pencacah plastik, dan pupuk organik.
Wakil Wali Kota Serena Cosgrova menambahkan bahwa perhatian terhadap kesejahteraan awak kebersihan juga menjadi bagian dari program ini. “Mereka akan mendapat insentif tambahan dan pemeriksaan kesehatan rutin. Ini bentuk komitmen kami terhadap para garda terdepan kebersihan kota,” katanya.
Untuk mendukung partisipasi warga, Pemkot akan meluncurkan Call Center berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk pengaduan sampah dan pohon, serta menerapkan sanksi tegas bagi pelanggar seperti denda dan kerja sosial. Foto pelanggar akan dipublikasikan di media sosial sebagai bagian dari efek jera.
Dalam diskusi terbuka, para awak kebersihan menyatakan dukungan penuh terhadap program ini dan berharap perhatian yang sudah dimulai bisa terus berlanjut. Mereka juga menyampaikan harapan akan pembangunan Kantor UPTD Pertamanan di Taman Nostalgia.
Di akhir sesi, dr. Christian menutup dengan pesan kuat, “Kita tidak sekadar membangun sistem. Kita sedang membangun budaya. Dan budaya bersih dimulai dari kita semua.”
(Tamar Ndapatady/kl)