![]() |
Anggota DPR RI Komisi I, Nurul Arifin, |
Kupang,NTT- 27 Februari 2025 – Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kembali digaungkan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam kerja sama antara Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) NTT. Kegiatan ini menegaskan pentingnya Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi, NKRI sebagai bentuk negara, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pemersatu bangsa.
Dalam kesempatan itu, Anggota DPR RI Komisi I, Nurul Arifin, menegaskan bahwa sosialisasi Pancasila harus terus dilakukan agar tidak terkikis oleh zaman.
"Pancasila dalam tubuh kita. Keberagaman yang kita perlihatkan hari ini dan komitmen kebangsaan adalah bukti bahwa Pancasila ini bekerja. Jadi kalau ada yang mengatakan, 'Ngapain sih, bosan ya kita lagi-lagi ngomong empat pilar kebangsaan?', saya jawab, kalau tidak dibicarakan, tidak disosialisasikan, lama-lama hilang," ujar Nurul Arifin.
Ia mengibaratkan pentingnya sosialisasi ideologi dengan merek-merek dagang yang hilang karena tak lagi dipromosikan.
"Banyak brand terkenal yang kita kenal waktu kecil, seperti Odol atau Green Spot, akhirnya menghilang karena tidak disosialisasikan lagi. Demikian juga dengan ideologi, kalau tidak sering kita ucapkan, sosialisasikan, apalagi praktikkan, lama-lama terkubur dan menjadi kenangan. Tugas kita semua untuk memastikan bahwa ideologi Pancasila terus hidup," tegasnya.
Nurul Arifin juga menyoroti tantangan besar dalam menjaga nilai-nilai Pancasila di era digital, di mana arus informasi begitu deras dan berpotensi memecah belah bangsa.
"Indonesia memiliki tingkat heterogenitas yang sangat tinggi. Kita ini bangsa besar dengan lebih dari 282 juta penduduk, 1.340 suku, 733 bahasa, serta enam agama dan puluhan aliran kepercayaan. Ini fakta sosial yang membuat kita rentan terhadap perpecahan," jelasnya.
Menurutnya, ancaman perpecahan lebih sering datang dari dalam melalui doktrin-doktrin tertentu yang memicu konflik horizontal.
"Kita bisa belajar dari Uni Soviet dan Yugoslavia yang terpecah belah. Negara-negara kuat ingin menguasai sumber daya manusia dan sumber daya alam kita. Jangan sampai Indonesia mengalami hal yang sama," imbuhnya.
Selain itu, ia juga menyoroti maraknya hoaks dan ujaran kebencian di media sosial yang semakin memperkeruh situasi.
"Kita sering kali dibikin gaduh oleh media digital. Salah satu masalahnya adalah disinformasi. Kalau ada berita yang terlalu panas, hoaks yang terlalu panas, lebih baik tidak usah di-share. Jangan menumbuhkan pesimisme. Tumbuhkan terus optimisme karena saya yakin apa yang dilakukan pemerintah akan menghasilkan sesuatu yang baik," ungkapnya.
Dalam paparannya, Nurul Arifin menguraikan bagaimana setiap sila Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam konteks era digital.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Meningkatkan toleransi antarumat beragama.
Menjunjung tinggi kerukunan dan harmoni.
Menumbuhkan kesadaran spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Menumbuhkan solidaritas dan empati sosial.
Menegakkan keadilan bagi semua.
Menghargai hak asasi manusia.
3. Persatuan Indonesia
Menanamkan nasionalisme dan cinta tanah air.
Memperkuat bela negara dan gotong royong.
Menghadapi perpecahan dengan kebersamaan.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Mengutamakan musyawarah dan dialog.
Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam demokrasi.
Menegakkan transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Memastikan akses teknologi yang merata.
Meningkatkan keterampilan digital.
Menciptakan peluang ekonomi berbasis digital.
Di akhir sesi, Nurul Arifin menegaskan bahwa Pancasila adalah pondasi utama dalam menjaga Indonesia tetap kokoh dan berdaulat.
"Kita semua masuk dalam era digital. Pemahaman tentang ideologi pun harus mengikuti perkembangan zaman. Karena perubahan yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Maka, kita harus terus menjaga Pancasila agar tetap relevan bagi generasi mendatang," pungkasnya.(kl)